FORUM MEDAN | Pengurus Wilayah Al Jam’iyatul Washliyah (PW Al-Washliyah) Sumatera Utara (Sumut) menggelar Perayaan Tahun Baru Islam 1445 H dengan tema Hijrah Kembali Membangun Peradaban Umat, di Halaman Gedung Dakwah Al-Washliyah Sumut, Rabu (19/7/2023) malam. Tugas keumatan menjadi catatan penting untuk menghadirkan organisasi di tengah masyarakat.
Hadir pada kegiatan tersebut, Ketua Umum PB Al-Washliyah Dr KH Mashyuril Khamis, Ketua PW Al-Washliyah Sumut Dr H Dedi Iskandar Batubara, Sekretaris MUI Sumut Prof Asmuni, Ketua PW Al-Washliyah 2015-2020 Prof Saiful Ahyar Lubis (Penasihat PW), Ketua Baznas Sumut Prof Muhammad Hatta, Ketua FKUB Sumut Abdul Rahim, Rektor Univa Dr HM Jamil, Ketua STIE Al-Washliyah Sibolga Mansur Tanjung, dan para Ketua Pengurus Daerah Al-Washliyah Kabupaten/Kota serta pengurus organisasi bahagian Al-Washliyah dan para kader.
Dalam sambutannya, ketua PW Al-washliyah Sumut H Dedi Iskandar Batubara mengatakan bahwa perayaan Tahun Baru 1445 Hijriah menjadi momentum untuk melakukan berbagai macam program dan agenda yang belum bisa dituntaskan dalam kurun 3 tahun ini atau belum terselesaikan dengan baik.
“Agenda dakwah kita ke daerah minoritas, pedalaman, terpencil, terluar, terisolir belum maksimal kita lakukan. Dengan keterbatasan yang kita punya, kita belum mampu menjangkau seluruh wilayah yang ada. Bahkan kita berpikir sudah menjangkau jauh keluar sana, ternyata di pinggiran kota cukup banyak Masjid yang Salat Jumat-nya tidak bisa terlaksana karena Khotibnya tidak ada, itu PR kita ke depan,” ujar Dedi Iskandar Batubara.
Dedi berharap Al-Washliyah bisa terus mempersiapkan tenaga da’i yang harus mampu mengisi ruang-ruang yang kosong ini. Sehingga tidak boleh lagi ada keluarga atau saudara yang tidak bisa menjalankan ibadah fardunya karena tidak ada yang menjadi imam. Meskipun tugas tersebut, bukan hanya pada Al-Washliyah saja, tetapi seluruh elemen bangsa.
Selain itu, Ketua PW Al-Washliyah Sumut Dedi Iskandar Batubara juga menyampaikan rasa prihatin atas musibah kebakaran yang menimpa Madrasah Al-Washliyah di Seirampah Kabupaten Serdangbedagai. Sebanyak 10 kelas, 4 ruang Kepala dan 1 Laboratorium hangus dilalap api, berikut aset di dalamnya.
“Saya ucapkan terimakasih kepada Pengurus Daerah Al-Washliyah Serdangbedagai yang sudah melakukan berbagai upaya agar proses belajar mengajar tetap berjalan. Meskipun saat ini, kelas harus dibagi pagi dan sore. Namun mudah-mudahan musibah ini membawa berkah, dimana jika yang lalu rencana membangun satu ruang kelas, bisa jadi dengan donasi kita nantinya untuk membangun kembali, jumlahnya (ruang) bisa bertambah,” jelas anggota DPD RI ini.
Selanjutnya H Dedi juga mengucapkan selamat kembali ke tanah air bagi para petugas pelaksanaan Haji dari Al-Washliyah serta jemaah lainnya. Dengan harapan pada tahun-tahun mendatang, semakin banyak yang terlibat dalam gelaran ibadah ke tanah suci.
Sementara Ketua Umum PB Al-Washliyah, Dr KH Mashyuril Khamis dalam ceramahnya menyampaikan sejarah hijrah dan makna hijrah, sebagaimana tema Hijrah Kembali Membangun Peradaban Umat pada perayaan Tahun Baru Islam 1445 H kali ini. Pertama, bagaimana Rasulullah Muhammad SWA mengangkat derajat perempuan, dengan mengatakan bahwa seorang yang paling baik adalah laki-laki yang menyayangi istrinya.
Namun lanjut KH Mashyuril, seorang istri dan anak yang baik, dapat dilihat saat suami dan ayah sudah tidak dalam kondisi jayanya. Sebab, menghormati seseorang bukan karena jabatannya, atau statusnya. Untuk itu, ia menanamkan agar setiap orang, wajib menghormati dan menyayangi orang tua, dalam kondisi apapun.
“Kita menghormati karena itu adalah bagian dari budaya Akhlakul Karimah. Maka belajarlah kita pada permainan Raghby, yang sangat populer di Amerika, dimana bolanya tidak dilepas, sekalipun pemainnya jatuh ke tanah. Dan kita ingin, Al-Washliyah ini kita jadikan seperti itu, kita peluk, sebagai komitmen kita membesarkan organisasi,” sebut Mashyuril.
Sejarah hijrah berikutnya kata Mashyuril, jika selama umur 25 hingga 40 tahun, Nabi Muhammad SAW menjadi ayah dan suami yang baik, maka sejak usia 40 tahun, Beliau diangkat menjadi Nabi Allah, dengan program dakwah melalui lisan dan kitab (tulisan). Dari Mekah ke Madinah, dimana muaranya adalah membangun peradaban Islam.
“Maka tema kita adalah Menata Kembali Peradaban, yaitu Akhlakul Karimah, ilmu pengetahuan dan seni budaya. Mengembalikan identitas keislaman kita, menggunakan (pakaian) terbaik ketika masuk Masjid, memperdalam ilmu serta menyebarkan dakwah melalui berbagai media digital,” pungkas KH Mashyuril. (rel)