Medan – Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Efendi menyatakan manusia adalah makhluk peradapan yang didalamnya ada kebudayaan, nilai-nilai kemanusiaan dan sosial.
Untuk menekan angka kriminal khususnya di ruang-ruang publik, Kapolda lebih mengedepankan persuasif. “Kita perlu memetakan setiap bentuk kejahatan dan mengidentifikasi persoalannya. Problematika kejahatan dapat dibedah dengan pendekatan budaya ekonomi dan perilaku. Menempatkan manusia sebagai pusat perhatian maka sejatinya sedang mencarikan tempat yang terbaik pada peradaban pemuliaan nilai-nilai dan hakekat kehidupan,” kata Irjen Agung Setya Imam Efendi.
Irjen Agung menjelaskan banyak masukan dan informasi yang sudah diterimanya, apalagi dalam hal kecemasan masyarakat untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman di ruang-ruang publik. “Saya memerintahkan seluruh anggota dijajarannya, tidak hanya melakukan penindakan tapi juga mencari akar masalahnya,“ ujarnya.
Saat ini, banyak berita viral khususnya terduga pelaku yang mengarah kepada tindak pidana, kebanyakan anak dibawah umur atau pelajar. Misalnya, kejahatan jalanan atau yang dikenal dengan genk motor.
“Sosialisasi kepada pelajar khususnya pada hal untuk pencegahan harus sering dilakukan, agar generasi penerus bangsa tidak terjebak dalam perkembangan sosial dan tehnologi yang mendorong perbuatan tindak pidana,” sebutnya.
Pernyataan tersebut disampaikan Irjen Agung Setya Imam Efendi, saat berdiskusi dengan beberapa Pemimpin Redaksi di Kota Medan, pada Minggu, 23 Juli 2023.
Prinsipnya, kata Kapolda Irjen Agung, ekonomi harus berjalan dan keamanan serta rasa nyaman di ruang-ruang publik harus tercipta. “Itulah tugas Polri,” pungkasnya.
Penjara bukanlah satu-satunya cara untuk membina manusia yang terlibat pelanggaran hukum.
Irjen Agung Setya mengambil contoh, salah satu negara di eropa khususnya Belanda, kondisi penjaranya kosong dari pelaku tindak pidana. Hal ini dikarenakan masyarakatnya sadar perlunya cara baru yang efektif untuk menjaga kehidupan dari perilaku jahat.
“Memang semuanya butuh proses, apalagi di Sumut. Tapi tidak ada yang tidak mungkin. Artinya, membangun kesadaran masyarakat lebih baik dari pada menerapkan hukuman berdasarkan hukum positif di Indonesia,” ujarnya.
Kapolda Sumut Irjen Agung berpesan kepada para Kapolres untuk tidak kendor dalam memberikan pelayanan dan jangan pernah takut untuk bertemu langsung dengan masyarakat.
“Dalam setiap pertemuan di masyarakat, polisi akan banyak mendapatkan informasi, dan informasi itu harus segera dicarikan solusinya apalagi terkait dengan Kamtibmas,” kata Irjen Agung. (cu)