FORUM CIBUBUR | Walau terbuang dari Pelatihan Daerah (Pelatda) PON 2024, Sostar Andaru Rinaldi mampu meraih prestasi terbaik pada kejuaraan The Hub Archery Championship Seri II di Cibubur Kota Bekasi pada 12-17 Agustus 2023 kemarin.
Keikut sertaan Sostar Andaru Rinaldi dalam event itu tak lain, ingi membuktikan kemampuan selaku atlet panahan Sumut yang bernaung di bawah klub HR Archery Medan.
“Ya memang targat juara sudah menjadi target Sostar untuk membanggakan keluarga dan klub mengingat sedikit kssal karena hanya keterlambatan sedikit saja lalu tak diikutkan dalam program Pelatihan Daerah (Pelatda) PON 2024 Sumut,” katanya saat dihubungi via telpon seluler, Minggu (20/8/2023).
Dikatakan, dalam event The Hub Archery Championship Seri II diikuti puluhan peserta dari berbagai klub yang ada di Indonesia.
Serta saingan terberat datang dari FAST Hub Cibubur.
Sementara dalam event itu, Sostar Andaru Rinaldi mampu mengumpulkan total point pada laga final total babak kualifikasi setelah menembakkan 6 anak panah sebanyak 2 sesi dengan total 72 anak panah masing-masing total nilai 678 dan 720. Sedangkan nilai 137 lewat aduan dengan menembakkan 3 anak panah sebanyak 5 seri.dari nomor Compound umum 50 meter.
Sedangkan posisi dua diraih pemanah Eko Budi Santoso dari FAST Hub Cibubur total point 659 dan juara 3 nya Renjiro Pacifica Malano dari PPOP DKI Jakarta dengan nilai 662.
“Kebetulan hanya sostar sendiri yang berangkat,” ucapnya lagi.
Disinggung mengenai Pelatda PON Sumut, Sostar mengatakan, ia bersama Muhammad Hafizh Rayhan dan Raissa Arumdapta Rinaldi merasa kecewa setelah tak diikutkan lagi dalam program Pelatda KONI Sumut.
“Saya sangat kecewa sekali. Sebab kami sudah melakukan persiapan lewat latihan mandiri sejak tahun 2022 lalu, setelah itu dimasukkan nama kami oleh Pengprov Perpani Sumut ke KONI sebagai atlet Pelatda. Toh akhirnya terbuang,” kata Sostar lagi yang mengatakan, ini hanya sekilas dan siap akan membicarakan semuanya nanti.
Kekecewaan Sostar ternyata tak sampai disitu saja, ia kesal setelah pemanah putri, Raissa Arumdapta Rinaldi yang berani berpindah cabor hanya karena ingin lebib muslimah dari cabor renang yang ia geluti beberapa tahun silam, akhirnya juga terbuat dari program Pelatda hanya karena keterlambatan jam latihan.
“Masa tak ada toleransi.? Apa benar ketat kali program Pelatda KONISU untuk menghadapi PON Aceh-Sumut 2024 mendatang, sehingga terlambat karena urusan kuliah tak boleh lagi ikut diprogram pembinaan. Apasih punggsi Pengprov Perpani Sumut,” ucap Sostar kesal.
“Begitu juga dengan Hafizh yang sudah berhasil meraih predikat juara pada ajang Popnas juga dipaksa untuk memilih pendidikan atau latihan. Artinya kami meminta pengurus Perpani Sumut agar dapat memberikan motivasi agar tetap semangat dalam berlatih hanya itu saja,” pungkas Sostar mengakhiri. (kesuma)