Dalam beberapa bulan ini Kota Medan sedang digemparkan berita aksi para remaja yang mengalami krisis jati diri. Dalam beberapa pekan ini saja banyak para remaja melakukan aksi tawuran antar kelompok remaja.
Aksi para remaja yang saling serang ini tentu saja sangat menghawatirkan. Inilah yang terjadi di daerah Medan Sunggal kelompok remaja yang saling serang ini terjadi di sekitar Jalan Dr. Mansyur Kecamatan Medan Sunggal. Aksi tawuran ini viral di media sosial, karena sempat direkam oleh salah satu warga yang sedang berada di lokasi kejadian. Dalam video yang direkam oleh salah satu warga yang tidak diketahui namanya, menyaksikan sekelompok remaja sedang melakukan aksi saling serang dengan menggunakan petasan dan bom molotov. Bahkan ada juga yang membawa besi panjang untuk memukul lawan.Pada saat peristiwa terjadi keadaan sudah sepi. Menurut keterangan saksi aksi saling serang tersebut bubar di saat adanya mobil patroli datang (waspada.co.id, 21/08/2023).
Yang menjadi persoalan mengapa makin banyak para remaja gemar melakukan tindakan anarkis? Apa faktor yang melandasi ini terjadi? Menurut lirik lagu yang diciptakan raja dangdut Rhoma Irama, remaja memiliki darah muda, yang katanya selalu berapi-api dan para remaja selalu merasa gagah (kuat) dan tidak pernah mau mengalah, maunya menang sendiri walau salah tidak peduli. Ketika kita menyimak lirik dari lagu tersebut inilah gambaran kehidupan para remaja Kota Medan dengan sistem kehidupan kapitalisme.
Anak yang kehidupan sehari-hari didik dan ditempa dengan kehidupan kapitalis akan jauh dari kepribadian akhlak yang terpuji. Kepribadian akhlak yang terpuji hanya bisa didapat dari agama. Sedangkan agama dalam sistem kapitalis dijauhkan dari kehidupan. Kehidupan dari sistem kapitalis standar kebahagiaan hanya berpatokan dengan mengejar materi sebanyak-banyaknya. Jadi dalam pola asuh terhadap anak dari kecil hingga memasuki usia remaja mereka hanya berharap banyak pada lembaga pendidikan. Dengan menyerahkan urusan perilaku dan kepribadian anak bisa terbentuk dengan tetap di sekolah.
Dengan kurangnya perhatian orang tua terhadap pola asuh anak, ini bisa menjadi pemicu faktor kenakalan remaja makin meningkat. Karena ketika seorang anak sudah memasuki usia remaja, tumbuh kembangnya dalam berpikir semakin kritis (idealis) di mana sisi emosionalnya belum stabil, dan dimasa ini mereka suka mencari perhatian. Hal ini diperparah lagi dengan kehidupan lingkungan yang tidak kondusif (rawan kriminalitas) mengakibatkan kenakalan remaja makin parah. Belum lagi didukung dengan banyaknya kehidupan masyarakat di bawah garis kemiskinan, ini merupakan salah satu faktor kenakalan remaja juga makin bertambah. Karena bisa menyebabkan anak banyak putus sekolah akibat dari faktor kemiskinan ditambah lagi dengan adanya pergaulan bebas.
Berbeda halnya dengan ketika para orang tua yang ideologis, mereka dalam mendidik anak-anaknya agama dijadikan fondasi dalam membentuk pola sikap dan pikir dengan tsaqofah Islam. Karena dalam Islam remaja merupakan aset dan penerus peradaban. Ketika remaja rusak maka peradaban akan diambang kehancuran. Untuk mencegah agar tidak terjadinya kenakalan remaja, dalam negara Islam, kepala negara akan menjadikan syariat Islam secara total dalam kehidupan. Negara akan meriayah rakyat secara keseluruhan Seperti memfasilitasi pendidikan dengan biaya gratis bagi masyarakat yang kurang mampu. Sehingga anak-anak tidak ada yang putus sekolah.
Dalam sistem Islam negara akan mengedepankan peran orang tua dalam membentuk kepribadian anak dengan kepribadian Islam. Dengan menjamin orang tua (suami) sebagai kepala keluarga bisa memenuhi kebutuhan keluarga (menafkahi) dengan memudahkan dengan menyediakan lapangan pekerjaan bagi keluarga yang kesulitan dalam menafkahi keluarganya dengan membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya. Dengan terpenuhinya segala kebutuhan rakyat, maka tidak ada alasan lagi orang tua melalaikan tanggung jawabnya dalam mendidik anak.
Ke semuanya itu hanya bisa terwujud dengan upaya umat mengubah sistem kufur kembali kepada penerapan syariah Islam secara menyeluruh, dengan upaya kita mengajak umat untuk kembali kepada sistem Islam. Karena perubahan akan datang dengan adanya upaya untuk mengubahnya. Seperti janji Allah dalam Al-Qur’an surah Ar-Rad ayat 11 yang berbunyi, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum,hingga mereka mengubah diri mereka sendiri.”
Wallahualam bissawab.
Penulis: Rismayana (Aktivis Muslimah)