FORUM PADANG TUALANG | Sebut saja Mawar (14), santriwati pondok pesantren (Ponpes) di Kecamtan Padang Tualang, Langkat diduga mengalami pelecehan seksual. Ia menyebutkan, dirinya mengalami pelecehan pada fisiknya pada akhir Agustus 2023 lalu.
Imbasnya, Mawar mengalami trauma berat dan berusaha menghubungi orang tuanya untuk mengadukan hal tersebut. Mendengar hal itu, orang tua santriwati kelas II Tsanawiyah yang selalu mengenakan cadar itu pun menjemput Mawar pulang.
Tak terima buah hatinya dilecehkan, oran tua Mawar kemudian melaporkan hal tersebut ke Mapolres Langkat. Pengaduannya pun diteterima dengan tanda bukti laporan Nomor : LP/B/466/IX/2023/SPKT/POLRES LANGKAT/POLDA SUMATERA UTARA, tertanggal 5 September 2023.
Saat ditemui di kediamannya, pengrus ponpes berinisial Kam menjelaskan, bahwa Mawar sempat berupaya melarikan diri dari tempatnya menimba ilmu. Namun berhasil dikejar oleh santriwati dan istri Kam. Mawar pun berhasil dibawa kembali ke pondok.
Selaku penanggung jawab, Kam pun memanggil Mawar untuk ditanyai. “Santriwati itu pun saya panggil, saya didampingi satu orang pengurus wanita. Saya masukkan dia (Mawar) di mushala. Namanya membujuk, saya tayain. Kenapa kok bisa kabur, kenapa kok bisa lari, diam aja santriwati itu. Saya tanya lagi apa sebabnya. Agak lama saya tanya, gak ada ngomong santriwati itu sepatah kata pun,” sambungnya.
Layaknya ayah yang membujuk anaknya, Kam mulai memegang tangan Mawar, sembari mengatakan kalau Mawar itu bersih. Kam berdalih, hal itu dilakukannya untuk membangkitkan semangat Mawar yang kerap dibuly temannya.
“Saya juga bilang, apa betul rambutnya mau di gundul, saya masukkan tangan saya dari balik jilbabnya. Saya pegang rambutnya, Alhamdulillah rambutnya gak digundul, cuma dipotong pendek. Tenang aja, nanti Buya bilang sama pengurus jangan digundul. Yang penting kamu di pondok aja jangan kabur lagi,” terang pengelolan ponpes itu.
Kam bersikeras, bahwa hal tersebut hanyalah sebagai bujuk rayu agar santriwati itu mengurungkan niatnya untuk kabur. Bahkan, Kam mengaku sempar mencubit pipi Mawar, sembari menyebutkan bahwa santriwatinya itu ‘cantik’.
Tak hanya itu, Kam juga menyebutkan, juga sempat memegang jemari kaki dan betis santriwatinya. Alasan Kam, agar Mawar kembali percaya diri dan mengurungkan niatnya untuk kabur dari ponpes.
“Kamu ini bersih saya bilang. Pokoknya kamu mondok jangan kabur lagi. Dan pengurusnya saya panggil, kalian jangan gundulkan dia lagi, ini masalah biasa masalah kecil. Bawa masuk ke pondok, gerbang dikunci,” kenang Kam.
Mawar kemudian kembali masuk ke ponpes. Kam pun membuat larangan berkunjung untuk beberapa hari dan pagar pondok tersebut dikunci. “Memang santriwati ini sudah melapor ke Polres Langkat, Selasa (5/9/2023) kemarin. Sebelumnya, orang tuanya juga datang kemari, ngomong pelecehan seksual – pelecehan seksual. Saya diam aja. Saya gak tau pelecehannya di mana,” tutur Kam bertitel Licentiate (LC) lulusan Yaman itu.
Terpisah, saat ditemui awak media, orang tua Mawar menuturkan, korban pelecehan tidaklah cuma anak kesayangannya. Melainkan, diduga masih ada korban lainnya yang bernasib serupa dengan Mawar.
“Ini kami mau ke rumah teman anak saya. Dia (teman Mawar) juga mengaku pernah dilecehkan, saat istri pengurus ponpes tidak berada di rumah. Informasinya di dapur dilecehkan, dengan modus menyuruh korban memasak,” terang orang tua Mawar, Kamis (7/9/2023) siang.
Dalam menempuh upaya hukumnya, orang tua Mawar didampingi pihak Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Langkat Malahayati. “Kami akan tetap melakukan pendapingan kepada korban dan kemungkinan korban lainnya, sesuai dengan tupoksi kami,” kata Malahayati. (Ahmad)