Forum Medan – Ketua Permabudhi Sumut, Wong Chun Sen Tarigan menghadiri undangan peresmian pemancangan tiang pertama pembangunan kolumbarium (Rumah Abu) Taman Abadi Maitreya yang berlokasi di Desa Bintang Meriah Kabupaten Deliserdang Provinsi Sumatera Utara, Minggu (10/12/23).
Dalam kegiatan tersebut, Wong Chun Sen Tarigan yang merupakan Anggota DPRD Medan Fraksi PDI Perjuangan bersama Ketua Walubi Sumut, Brilian Mokhtar, Penbimas Buddha Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Sumatera Utara, Dr. Budi Sulistiyo, Ketua Wilayah IV Mapanbumi, Maha Pdt. Anna Monita, Penasehat Yayasan Sosial Taman Abadi Maitreya, Ali Jhonsen SH, Romo/Ibu Pandita, Anggota Pembina, Pengurus dan Pengawas Yayasan Sosial Taman Abadi Maitreya, segenap donatur, undangan dan umat Buddha yang berbahagia, Ketua Panitia, Koa Sun Hock, wakil ketua panitia, Husein.
Selain itu tampak, Camat Pancurbatu diwakili sekretaris Kecamatan, Rudi Harmoko, Kapolsek Pancurbatu, Kompol Noorman Haryanto Hasudungan, Danramil 0201-14/Pancurbatu, Kapten Arh Henry J Nainggolan, Kacabjari Lubuk Pakam di Pancurbatu, Yus Iman Mawardin Harefa, perwakilan Kades Bintang Meriah, beserta ratusan umat Budha Maitreya dari kota Medan dan Kabupaten Deliserdang.
Kepada wartawan, Wong mengapresiasi terlaksananya peresmian pemancangan tiang pertama pembangunan Kolumbarium (Rumah Abu) di tempat itu. kedepannya, keluarga umat Budha yang ingin menyimpan abu keluarga mereka yang telah meninggal dunia dapat ditempatkan ditempat itu.
Lebih lanjut, Sekretaris Komisi 2 DPRD Kota Medan ini juga menjelaskan, ditempat itu nantinya juga akan dijadikan tempat wisata religius dengan konsep modern.
Sehingga siapapun yang datang ke lokasi itu akan menikmati suasana sejuk dan tenang dengan alunan musik rohani.
Wong pun berterimakasih kepada pihak panitia yang telah berupaya maksimal mengumpulkan dana dari para donatur sehingga proses pemancangan tiang pertama Kolumbarium Taman Abadi Maitreya di Kabupaten Deliserdang terlaksana dengan baik.
“Semoga proses pembangunannya nanti dapat cepat selesai, apalagi kita ketahui lokasi ini memiliki luas 18 hektar. Selain tempat Kolumbarium juga sangat pantas dijadikan sebagai lokasi wisata religi dan taman rohani terkhusus bagi ummat Budha,”kata Wong.
Wong pun sangat berterimakasih kepada semua pihak termasuk Mapanbumi beserta seluruh donatur yang telah membantu proses pembangunan rumah abu di kabupaten Deliserdang tersebut.
Sebelum memulai acara peresmian Pemancangan tiang pertama Kolumbarium Taman Abadi Maitreya, terlebih dahulu dilaksanakan acara ritual dan doa menurut kepercayaan umat Buddha sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur agar pemancangan dan pembangunan Kolombarium dapat berjalan lancar sesuai harapan.
Sebelumnya, ketua panitia acara, Kao Sun Hock menyampaikan ribuan ucapan terimakasih kepada seluruh tamu undangan yang hadir. Dia juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada para donatur yang telah banyak mendukung dan membantu baik materil dan moril sehingga pelaksanaan Pemancangan pembangunan tiang pertama Kolumbarium Taman Abadi Maitreya dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
Disebutkan lagi tujuan pembangunan kolumbarium ini sebagai tempat penyimpanan abu umat Budha Maitreya ketika suatu saat meninggal dunia.
“Salam dunia satu keluarga, hari ini kita menjadi saksi pembangunan Pemancangan Tiang pertama pembangunan kolumbarium yang penuh kemuliaan bagi para leluhur,”terangnya.
Ketua Wilayah IV Mapanbumi, Maha Pdt. Anna Monita, S.Pd.B pada sambutannya menjelaskan tujuan dari pemancangan tiang pertama pembangunan kolumbarium menandakan pembangunan akan segera dimulai.
Disebut lagi, Mapanbumi sudah mendirikan 33 rumah ibadah di 33 kabupaten kota di provinsi Sumatera Utara. Selain itu untuk pendidikan juta sudah membangun sekolah umat Budha Maitreya baik formal dan non formal.
Anna Monita mengatakan, Mapanbumi melalui Taman Abadi Maitreya merasa perlu kiranya membangun Kolumbarium (rumah abu) dengan konsep alam yang sehat dan sirkulasi udara yang ASRI dan memadai.
“Ditempat ini nantinya juga akan di isi audio musik yang modernisasi sehingga setiap yang datang ketempat ini merasakan suasana yang indah, sejuk dengan suara suara musik rohani sehingga menghilangkan kesan angker ditempat ini. Dengan luas 18 hektar, pembangunan Kolumbarium ini diharapkan secara bertahap dapat selesai,”sebutnya.
Selain tempat penyimpanan abu, sambung Anna Monita, tempat itu juga akan dijadikan tempat religi dan taman wisata rohani dan saat ini konsepnya sudah disiapkan.
“Secara bertahap, lokasi ini selain tempat rumah abu juga tempat berdoa sekaligus tempat religi dan taman wisata. Siapa saja umat Budha dapat datang berkunjung ke tempat ini,”terangnya.
Dikesempatan itu ketua wilayah 4 Mapanbumi inipun tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada pemkab Deliserdang yang telah membantu menerbitkan izin membangun gedung. Termasuk juga segenap panitia pembangunan yang sudah berusaha payah atas upaya penggalangan dana yang dilakukan.
Sekretaris Kecamatan Pancur Batu, Rudi Harmoko S.Sos mengatakan mendukung penuh pembagunan Kolumbarium Taman Abadi Maitreya dan menjadi wilayah religi dan taman wisatawan .
Senada dengan itu, Pembimas Buddha Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Utara, Dr. Budi Sulistiyo, menyampaikan pemancangan tiang pertama Kolumbarium adalah tempat yang representatif yakni merupakan rumah masa depan bagi umat Budha. Artinya, ketika umat Budha ada yang meninggal dunia nantinya abunya sebagian dapat disimpan ditempat ini.
Diketahui juga, kata Budi Sulistiyo, nantinya nama dari abu yang disimpan ditempat itu tidak dicantumkan dan hanya memakai nomor.
“Sehingga hanya pihak keluarga lah yang mengetahui abu siapa yang disimpan di tempat itu,”kata nya.
Diterangkan lagi, bahwa permasalahan manusia bukan hanya saat hidup namun juga saat setelah meninggal.
Dalam kepercayaan umat Budha, ada 2 cara yang dilakukan ketika meninggal, antara lain di makamkan dan dikremasi.
“Tempat tersebut dinamakan Kolumbarium (rumah abu), dan Mapanbumi telah menjawab itu,” sebutnya.
Selaku pembimbing masyarakat Budha di Sumut, tidak lupa Budi Sulistiyo mengucapkan apresiasi yang setinggi tingginya kepada Mapanbumi dan pihak pihak dari lembaga umat Budha serta para donatur yang telah memberikan bantuan materi dan non materil sehingga Pemancangan tiang pertama Kolumbarium tersebut dapat dilaksanakan.
“Tadi kita sudah dengarkan bahwa selain tempat rumah abu, tempat ini juga akan dijadikan tempat wisata religius dengan arsitektur modern. Keberadaan Kolumbarium di tempat itu diharapkan juga mampu bermanfaat bagi penduduk lokal dimana nantinya dapat merekrut penduduk lokal sebagai pekerja di tempat ini,”terangnya.
Terakhir Pembimas Buddha Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Sumatera Utara itu berpesan agar pembangunan Kolumbarium tidak jalan ditempat sehingga keberadaannya dapat terus bermanfaat dan digunakan oleh umat Budha khususnya umat Budha Maitreya di seluruh Sumatera Utara.
Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan penyiraman pasir menggunakan skop oleh para tokoh dari lembaga umat Budha, tokoh agama, Forkopimda, aparatur desa dan kecamatan ke tiang pemancangan pembangunan Kolumbarium (Rumah Abu).(zas)