FORUM MEDAN | Mantan Aktivis 98 Muhammad Ikhyar Velayati Menilai Kontestasi Pilpres 2024 secara defacto sudah selesai jika mengacu pada hasil survey Litbang Kompas
“Pilpres 2024 secara De Facto sebenarnya sudah selesai dan Prabowo-Gibran pemenangnya jika mengacu pada hasil survey kompas beberapa hari yang lalu, karena survey kompas hanya mengungkap fakta dan data yang ada di masyarakat,” ungkap Kordinator Forum Aktivis 98 Muhammad Ikhyar Velayati, Di Medan,Jum’at (15/12)
Sebelumnya di beritakan Litbang Kompas merilis hasil jajak pendapat terbaru terkait elektabilitas capres-cawapres yang bakal berlaga di Pilpres 2024.
Dari survei Litbang Kompas, pasangan Prabowo-Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendapatkan 39,3 persen suara.
Sementara Pasangan nomor urut 1, Anies-Muhaimin secara mengejutkan meraih 16,7 persen dan pasangan nomor urut 3, Ganjar-Mahfud 15,3 persen.
Menurut Ikhyar proses masyarakat memilah dan memilih calon Presiden sudah berlangsung hampir setahun, di mulai dari nama bacapres, terbangunnya koalisi hingga pendaftaran capres di KPU
” Pilihan masyarakat terhadap capres saat ini bukan ujuk ujuk jadi atau karena ada tekanan maupun iming iming, rakyat sudah melihat proses para tokoh dan parpol dalam menentukan calon yang di usung, mulai dari Bacapres, pembentukane koalisi, sosialisasi program hingga pendaftaran final capres di KPU, semua proses itu di ikuti dan di telaah oleh rakyat,” jelas ikhyar
Ikhyar mengungkap beberapa variabel yang membuat masyarakat menjatuhkan pilihan kepada pasangan Prabowo-Gibran untuk memimpin Indonesia priode 2024-2029
“Ada beberapa aspek yang membuat Prabowo menjadi pilihan utama mayoritas rakyat, pertama rakyat ingin pembangunan yang di rintis Jokowi di lanjutkan, Prabowo di anggap sosok yang punya komitmen dan kapasitas untuk melanjutkannya, kata Ikhyar yang juga menjabat Ketum DPP Relawan Persatuan Nasional
Ikhyar menambahkan, alasan kedua, materi kampanye Prabowo tentang persatuan nasional di anggap merupakan nilai lebih di banding calon lainnya, rakyat sudah bosan di jejali isu perpecahan sesama anak bangsa di masa lalu, rakyat tidak ingin peristiwa masa lalu di wariskan ke generasi saat ini, rakyat lebih menghargai pemimpin yang bicara saat ini dan masa depan menuju Indonesia emas 2045” pungkasnya.(red)