FORUM JAKARTA| Ketua Umum Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (PP HIMMAH) Abdul Razak Nasution angkat bicara terkait kritikan Thomas Lembong soal hilirisasi. Ia menilai Thomas sok pintar dan ‘banyak cocot’ (bacot), padahal tak paham tentang nikel.
“Dia tak mengetahui betul ihwal nikel, sehingga melontarkan pernyataan demikian,” ungkap Razak.
Ia juga mempertanyakan investor nikel mana yang kabur sebagaimana pernyataan Lembong sebelumnya.
“Tak mengerti nikel itu dia. Tak ada pasar kabur dari Indonesia, melainkan lebih kepada perkembangan teknologi baru yang kian maju dalam perkembangan baterai listrik. Bahan baku dasarnya ini ke nikel,” kata Razak, Rabu (30/01/2024).
Ia menjelaskan bahwa ekspor nikel itu tak semata-mata hanya baterai belaka. Ada dua jenis nikel yang menjadi feronikel dan nikel kimia. Nikel kimia menjadi baterai, sedangkan feronikel menjadi stainless steel yang hari ini banyak digunakan sebagai rangka mobil dan pesawat terbang.
“Jadi jangan serta merta nikel itu hanya untuk baterai, bukan,” ucapnya.
Razak mengakui banyak negara yang resah dengan kebijakan larangan ekspor nikel tersebut hari ini. Karena negara lain menyadari bahwa Indonesia sebentar lagi akan menjadi negara maju dan mereka tidak akan ada sumber bahan baku lagi.
“Mereka merasa dirugikan lantaran suplai bahan baku nikel menjadi turun. Ya mereka merasa nanti pabrik mereka yang ada di Cina, di sana tutup karena kita enggak suplai bahan baku,” tandasnya.
Razak juga mengimbau Tom Lembong untuk tidak menyebarkan narasi yang keliru ihwal program-program yang dijalankan pemerintah saat ini.
“Sudahlah kalau sudah tidak bagian dari pemerintah lagi tidak usah sok paling berprestasi, jangan membuat narasi yang keliru,” kata dia.
Sebelumnya, Co-captain 2 Timnas AMIN Thomas Lembong menyatakan kebijakan hilirisasi yang diusung oleh pemerintah saat ini membuat pasar kabur mencari pemasok bahan baku lain.
Ia mengatakan bahwa kebijakan hilirisasi Pemerintah saat ini sudah sangat bagus sebagai kebijakan strategis untuk membuat negara Indonesia maju.
“Kita bangsa Indonesia tidak mau negara Kita sebagai negara hanya sebagai negara pasar dan sebagai sumber asing untuk mengambil bahan baku, Kita akan buat pabrik, industri sendiri negara Kita, Kita harus menjadi negara kuat yakni negara yang berdiri di kaki sendiri,” Ttutup Razak. (zas)