Jembatan ambruk di Kota Medan sudah ada sejak zaman Belanda. Keberadaan yang telah usang tidak menggerakkan pihak pemerintah melakukan perbaikan, hal ini bukti bahwa pembangunan gencar terjadi apabila menggunakan keuntungan materi. Keuntungan materi tidak didapatkan pemerintah maka pembangunan infrastruktur juga tidak ada.
Jembatan yang merupakan akses penyeberangan anak sekolah ambruk. Jembatan ini salah satu penghubung Kecamatan Medan Maimun dan Kecamatan Medan Polonia, di Jalan Brigjen Katamso gang perbatasan (detiksumut.com, 16/09/2024).
Jembatan ambruk di Kota Medan merupakan sebuah rel kereta yang dialih fungsikan masyarakat menjadi sebuah jembatan untuk mempermudah warga pergi bersekolah. Dikabarkan bahwa satu satunya jembatan yang mempermudah akses anak-anak pergi ke sekolah mengalami ambruk. Warga mengatakan bahwa jembatan tersebut sudah ada sejak zaman Belanda sebelum Indonesia merdeka, keadaan jembatan juga sudah sangat memprihatinkan.
Namun, tidak ada upaya perbaikan. Hingga akhirnya jembatan ambruk saat dilewati oleh remaja, warga yang mendengar suara tanda-tanda ketika jembatan akan ambruk segera memperingati remaja yang sedang lewat tadi. Pada akhirnya jembatan ambruk dan tidak memakan korban jiwa.
Dalam kondisi yang seperti ini dapat kita lihat bahwa lambannya pihak pemerintahan terkait dalam menangani jembatan yang rusak demi kepentingan masyarakat banyak, yakni mempermudah para anak-anak yang ingin pergi bersekolah, tetapi pihak pemerintahan tidak melakukan pembaharuan terhadap jembatan tua tersebut, hingga akhirnya jembatan roboh dengan sendirinya karena termakan usia.
Pemerintahan sangat lamban dalam urusan pelayanan terhadap masyarakat, terutama hal yang tidak menguntungkan pihak pemerintahan secara materi. Maka dari itu kita sering dapati fasilitas umum akan diperbaiki apabila kondisinya sudah rusak dan tak layak guna, hampir semua fasilitas umum diperbaiki saat sudah ambruk bahkan memakan korban jiwa. Dengan demikian dapat kita nilai orientasi pembangunan pada pemerintah saat ini bukan pada keselamatan jiwa dan kenyamanan masyarakat.
Sangat berbeda apabila pembangunan infrastruktur yang dilakukan untuk kepentingan para kapital atau pemilik modal, yang pastinya mendapatkan keuntungan bagi segelintir orang dalam pemerintahan. Maka mereka akan memperlancar dan dengan mudah saja memperbaiki infrastruktur yang rusak, bahkan membangun infrastruktur yang belum ada menjadi ada demi para kapital.
Sayang sungguh sayang, sangat miris hidup di negeri sendiri yang tidak pernah merasakan kesejahteraan dan perlindungan yang sebenarnya. Semua yang dilakukan hanya demi keuntungan materi semata tanpa memikirkan keadaan rakyatnya. Jadi tidak ayal sering kita dapati hal yang demikian terjadi.
Sangat berbanding terbalik dengan negara Islam yang menerapkan aturan Islam. Di mana setiap kepala negara berusaha semaksimal mungkin mengayomi umatnya, agar umatnya selalu dalam keadaan yang sejahtera. Seperti pada masa kekhilafahan Umar bin Khattab ia begitu khawatir apabila terdapat jalan yang berlubang sehingga membuat manusia ataupun hewan yang melaluinya menjadi terperosok ke dalam lubang tersebut. Khalifah Umar melakukan itu karena dirinya sadar akan pertanggungjawaban kepada Allah Swt.
Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda, “Ketahuilah Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang di pimpin, penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, ……” (h.r. Bukhari).
Dari hadis ini ditegaskan bahwa kita akan mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang kita pimpin. Oleh karena itu jangan merasa bangga dan mendapatkan previlage apabila kita diangkat menjadi seorang pemimpin, sebab tanggung jawab yang membebani kita sangat besar. Mudah saja untuk diri seorang pemimpin tergelincir ke dalam surga, tetapi dengan mudah juga dapat tergelincir ke dalam api neraka.
Hanya negara yang berideologikan Islam-lah yang mampu menyelesaikan masalah seluruh aspek kehidupan. Sebab Islam telah terbukti dapat berdiri kokoh selama 13 abad lamanya dan mampu menyejahterakan seluruh rakyat yang dinaunginya.
Wallahualam bissawab.