FORUM MEDAN | Aktivis 98 Ikhyar Velayati menilai masyarakat ingin mendengar klarifikasi langsung dari sosok Ibu yang disebut dalam rekaman telepon salah satu saksi, mantan anggota Bawaslu, Agustiana Tio Fredelina dengan mantan kader PDI Perjuangan, Saeful Bahri yang diputar dalam sidang pemeriksaan saksi terdakwa kasus dugaan suap dan perintangan penyidikan kasus harun Masiku, Hasto Kristiyanto, Kamis (24/4/2025).
“Masyarakat ingin mendengar klarifikasi langsung dari “Sosok Ibu” yang dimaksud dalam telepon tersebut. Jika tidak ada klarifikasi dari sosok ibu yang dimaksud, saya kuatir akan muncul tafsir liar di masyarakat, tentu hal ini akan merugikan PDIP secara elektoral ke depannya,” ungkap Ikhyar di Medan, Jum:at (25/4/2025).
Ikhyar menilai klarifikasi dari sang “Ibu” lebih dipercaya publik dibanding bantahan dari elit PDIP.
“Tentunya publik lebih percaya ucapan “Sang Ibu” dibanding bantahan dari elit PDIP,” kata Ikhyar.
Seperti diketahui, kata-kata “perintah Ibu” muncul melalui rekaman suara dalam sidang pemeriksaan saksi terdakwa kasus dugaan suap dan perintangan penyidikan kasus Harun Masiku, Hasto Kristiyanto.
Kata “perintah Ibu” itu muncul melalui rekaman telepon antara salah satu saksi, mantan anggota Bawaslu, Agustiani Tio Fridelina, dan mantan kader PDI Perjuangan, Saeful Bahri.
Dalam rekaman, Saeful Bahri bilang Hasto baru saja menelepon, memberikan garansi, dan menyampaikan perintah Ibu sebelum pelaksanaan rapat pleno KPU. Rekaman ini diputar dalam persidangan pada Kamis (24/04) kemarin.
“Tadi Mas Hasto telepon lagi bilang ke (eks komisioner KPU) Wahyu (Setiawan) ini garansi saya, ini perintah dari ibu dan garansi saya. Jadi bagaimana caranya supaya ini terjadi,” kata Saeful dalam rekaman yang diputar jaksa. (re)