FORUM BELAWAN | Musim paceklik terus-menerus melanda sehingga memperparah kehidupan para nelayan tradisional di kawasan laut Belawan. Harapan hasil laut melimpah-ruah sirna.
Keluhan menyayat hati para pejuang gizi tersebut hampir merata mulai dari nelayan jaring Gembung, jaring Tamban, Ambai serta nelayan tradisional lainnya.
Terakhir para nelayan merindukan sosok tegas Menteri Susi. Diketahui semasa Susi menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan hasil laut melimpah-ruah.
Diketahui sehari-harinya nelayan tradisional tak berpenghasilan, tak seperti jaman Menteri Susi Pujdiastuti, sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka selalu berhutang kepada pengusaha nelayan.
“Pak! Keadaan ini sudah berlangsung lama ! Satu sampai dua pasang. Terkadang yang kami bawa buat anak istri hanya Rp 20 ribu ke rumah,” keluh Iyan kepada FORUMKEADILANSUMUT, Jumat (12/1/2024).
Pemerhati nelayan tradisional Pak Arli (55) mengatakan, banyak faktor yang membuat nelayan tak mendapatkan hasil tangkapan laut.
“Faktor yang membuat ikan tak ada di dalam laut, yaitu faktor alam seperti cuaca, banyak pengrusakan oleh alat tangkap ilegal dan satu lagi limbah industri,” beber Arli.
Lebih lanjut, limbah industri cenderung berpengaruh besar terhadap bibit ikan dan perkembangbiakan biota laut.
“Limbah industri sangat menyulitkan pertumbuhan ikan bahkan bibit ikan bisa mati. Biasanya hal ini berpengaruh terhadap nelayan
pinggir yaitu nelayan jala dan pemancing,” ucap Arli.(man)