FORUM MEDAN | Jamaah Masjid Al-Mukarramah di Jalan Sri Bulan Martubung, Medan Labuhan, memiliki tradisi religius yang terbilang unik dalam mengisi ibadah pada bulan Ramadhan. Tradisi yang dilaksanakan usai Sholat Tarawih itu berupa iktikaf, tadarus dan sahur bersama dengan para hafiz Alquran.
Sejak awal hingga menjelang akhir Bulan Ramadhan 1445 H, Masjid Al Mukarramah selalu diramaikan jamaah yang beribadah. Dimulai dengan Shalat Isya yang dilanjutkan ceramah agama dan Shalat Tarawih berjamaah. Selanjutnya, tadarus atau membaca Alquran secara bergantian yang dipandu sejumlah ustadz dan para hafiz dengan sistem halaqah. Tradisi tersebut ditutup dengan sahur bersama dan Shalat Subuh berjamaah.
“Alhamdulillah. Jamaah yang tadarusan bersama hingga khatam yang dilakukan usai Sholat Tarawih hingga menjelang sahur, semakin ramai. Kami juga sahur bersama dengan menu yang sederhana,” ucap Ketua Kenaziran Masjid Al Mukarramah, H Muhammad Muhyar, Jumat 6 April 2024.
Menurut Muhyar, tadarusan yang dilanjutkan dengan sahur bersama merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT, sekaligus mengokohkan persaudaraan antara pengurus kenaziran dan jamaah Masjid Al Mukarramah. Kegiatan yang dirancang setiap bulan suci Ramadan ini diharapkan bisa memberikan motifasi kepada jamaah agar selalu bersatu dalam kebersamaan, terus menjaga, mengembangkan syariat agama Islam khususnya di Medan Labuhan.
“Tradisi baik yang ada selama bulan suci Ramadan ini akan tetap kami pertahankan. Semoga Allah SWT senantiasa menguatkan iman islam kita semua,” ujar H Muhammad Muhyar.
Hal senada disampaikan pemuka agama di Medan Labuhan, H Budiman. Ia sangat mengapresiasi berbagai kegiatan yang diselenggarakan para takmir maupun pengurus Masjid Al Mukarramah selama bulan Ramadhan.
“Kami mengapresiasi takmir ataupun kenaziran masjid yang melaksanakan kegiatan-kegiatan di bulan Ramadhan mulai dari tadarusan setelah shalat Tarawih hingga menjelang sahur. Semua tentu akan semakin mendekatkan diri kita kepada Allah SWT dan mendapatkan keberkahan,” tutur H Budiman.
Dalam kesempatan itu, H Budiman memaparkan sejumlah manfaat tadarus bersama. Pertama, dengan tadarusan bisa mendapatkan syafaat dan kebaikan lebih tinggi di hari kiamat. Sebab, tadarusan yang notabene adalah membaca Kitab Suci Alquran akan mendapat penerangan dan petuntjuk dari Allah SWT.
Manfaat kedua yakni bisa menghindari ghibah. Menurutnya, salah satu godaan terbesar yang sulit untuk dihindari dalam bulan Ramadhan adalah menggunjing atau ghibah yang dapat membuat puasa  menjadi batal karena menceritakan keburukan orang lain. “Daripada mengghibah lebih baik memanfaatkan waktu dengan tadarusan,” paparnya.
Selanjutnya, ujar H Budiman, manfaat tadarusan dapat membuat hati dan jiwa menjadi tenang. Sebab, tadarusan bersama bukan hanya sekadar membaca, namun juga meresapi makna dari masing-masing bacaannya. “Banyak orang yang sudah membuktikan ketenangan hatinya setelah membaca dan mendengarkan bacaan ayat suci. Tadarus bakalan melibatkan kita untuk membaca, mendengar dan menyimak biar nggak ketinggalan atau salah ketika sudah tiba waktunya untuk membaca,” sebutnya.
Selain itu, manfaat tadarusan adalah dapat mempererat tali ikatan saudara. “Tadarus dilakukan bersama-sama di masjid bisa membuat tali persaudaraan antar sesama muslim menjadi lebih erat,” katanya seraya mengingatkan bahwa membaca Alquran di Bulan Ramadhan mendapat pahala berlipat ganda dibandingkan dengan hari biasa. “Perlu tahu bahwa dengan membaca satu ayat saja di Bulan Ramadhan dibalas dengan 10 kebaikan oleh Allah SWT,” tukasnya.
Ungkapan serupa juga disampaikan masyarakat sekitar Masjid Al Mukarramah, Arizal SH MH. Pengacara kondang Sumatera Utara ini meyakini bahwa tadarus Alquran tidak hanya sekedar membaca, tetapi juga merupakan upaya untuk memahami, merenungkan, dan menghayati isi dari kitab suci Alquran.
“Ini merupakan ibadah yang dilakukan bersama dengan orang lain. Jadi, tadarus Alquran tidak hanya meningkatkan hubungan dengan Allah SWT tetapi juga memiliki nilai sosial di dalamnya. Selain itu, tadarus juga memiliki banyak manfaat bagi umat Islam yang mengamalkannya,” ujar praktisi hukum ini.
Menurut Arizal, tadarusan menjadi wadah melatih membaca dan mencintai Alquran. “Tadarus Alquran umumnya dilakukan secara bersama-sama, terutama di majelis-majelis atau kelompok-kelompok pengajian. Dalam praktik tadarus ini, para pembaca Alquran membaca secara bergantian. Hal ini memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk melatih kemampuan membaca Alquran dengan lancar, baik dari segi teknik membaca maupun pengucapan huruf-huruf. Tadarusan juga mengembangkan rasa cinta terhadap Alquran,” pungkasnya.
Tadarusan yang dilanjutkan sahur bersama sudah menjadi tradisi bagi jamaah Masjid Al Mukarramah. Menu sahur yang disajikan pun sangat beragam. Usai sahur bersama, para jamaah kemudian melakukan sholat subuh berjamah. (red)
