FORUM JAKARTA | Presiden Republik Indonesia, H Prabowo Subianto diminta untuk mengevaluasi menterinya yang diduga bermasalah hukum. Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (PP HIMMAH), Abdul Razak Nasution di Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Razak mengaku sangat mengapresiasi Kabinet Merah Putih yang dibentuk Presiden Prabowo. Hanya saja, Presiden Prabowo Subianto diminta untuk mengevaluasi dan mencopot menteri-menteri yang diduga bermasalah hukum seperti Menteri Koordinator Bidang (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto.
Pasalnya, Airlangga Hartarto selaku Menko Perekonomian diduga bermasalah hukum terkait kasus dugaan korupsi izin ekspor minyak sawit mentah atau CPO yang merugikan negara Rp 6,47 Triliun.
“Sama-sama kita ketahui bahwa Menko Airlangga Hartarto diduga terlibat dalam kasus yang merugikan negara Rp 6,47 Triliun tersebut. Airlangga juga telah pernah dipanggil oleh Kejaksaan Agung namun berkali-kali mangkir dari pemeriksaan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, sambung Razak, kasus dugaan korupsi terkait pemberian fasilitas impor garam tahun 2016-2022 di Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang ketika itu dijabat Airlangga Hartarto.
“Artinya, AH sepanjang sejarah menjadi menteri 2016 s/d 2022 bukan beprestasi, namun sebaliknya yakni diduga bermasalah hukum. Kita tidak mau asta cita Presiden ke depan tidak terwujud dikarenakan ada oknum seperti Airlangga di Kabinet Merah Putih,” jelasnya.
Maka dari itu, kata Razak, pihaknya dengan sangat hormat meminta Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengevaluasi dan mengganti Airlangga Hartarto dengan orang-orang yang bersih, orang yang berkompeten ataupun putra-putri terbaik bangsa Indonesia. āKita optimis perbaikan ekonomi yang menjadi salah satu program pemerintahan saat ini bisa betul-betul terwujud apabila diisi orang yang tepat,ā tukasnya.
Razak meyakini bahwa dengan mengevaluasi dan mencopot Airlangga Hartarto tekad Presiden Prabowo memimpin pemerintahan yang bersih bisa terwujud. “Jangan jauh-jauh kejar ke Antartika Pak Presiden, di lingkungan istana diduga ada koruptor,” tutupnya. (zas)