FORUM JAKARTA | Muktamar XIV Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA) yang akan digelar pada 2–4 September 2025 di Syahida Inn Hotel, Jakarta, menjadi agenda penting. Bukan hanya untuk ajang silaturahmi kader se-Indonesia, tetapi juga menjadi forum demokratis dalam memilih Ketua Umum Pimpinan Pusat IPA periode 2025–2029. Dari sejumlah nama yang mendaftar, sosok Muhammad Amril Harahap muncul sebagai salah satu figur yang mendapat banyak sorotan.
Dengan tagline “Menuju Kemapanan Ikatan Pelajar Al Washliyah”, Amril menyatakan kesiapannya menakhodai PP IPA ke depan. Saat menyerahkan berkas pencalonan kepada panitia di Komplek UNIVA Medan, ia menegaskan pengabdian dirinya untuk organisasi.
“Bismillahirrahmanirrahim, saya wakafkan diri ini untuk berjuang di tingkat nasional dalam upaya membesarkan organisasi Pelajar Al Washliyah yang kita cintai bersama,” ujar Amril dengan penuh keyakinan.
Jejak Panjang di IPA
Lahir dan tumbuh di Kisaran, Amril Harahap bukanlah nama baru di kalangan kader IPA. Perjalanan kepemimpinannya dimulai dari bawah, ketika ia memimpin PR IPA MTs Al Washliyah 2 Kisaran pada 2014–2015. Dari situ, estafet kepemimpinan berlanjut: Ketua PC IPA Kecamatan Kisaran Timur (2015–2017), lalu naik menjadi Ketua PD IPA Kabupaten Asahan dua periode (2017–2019 dan 2019–2021).
Ambisinya untuk memperluas pengabdian membawanya hijrah ke Medan. Pada Muswil IPA Sumut, Amril terpilih sebagai Ketua PW IPA Sumatera Utara untuk dua periode berturut-turut (2020–2023 dan 2023–2026). Di tangan Amril, IPA Sumut disebut mengalami perkembangan pesat, baik dalam penguatan internal organisasi maupun dalam membangun jejaring dengan pemerintah daerah, Forkopimda, hingga tokoh masyarakat.
“Amril mampu menempatkan IPA Sumut sebagai mitra strategis pemerintah daerah, bahkan kerap dilibatkan dalam agenda kebijakan kepemudaan di Sumut,” kata salah satu kader senior IPA di Medan.
Dukungan dari Berbagai Provinsi
Kiprah Amril yang konsisten membuatnya mendapat dukungan luas. Hingga kini, sedikitnya empat PW IPA memberikan rekomendasi resmi, yakni dari Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, dan Sumatera Utara. Timnya bahkan mengklaim sudah mengantongi dukungan lebih dari 70 persen PW IPA se-Indonesia.
“Kami terus mendorong Amril untuk menang di kancah nasional ini, karena kader IPA se-Indonesia merindukan gaya kepemimpinan seperti beliau,” ungkap salah satu anggota tim pemenangan.
Visi “Kemapanan Organisasi”
Bagi Amril, maju di Muktamar XIV bukan sekadar kontestasi, melainkan amanah untuk melanjutkan proses pembinaan kader di tubuh IPA. Tagline yang diusungnya, Menuju Kemapanan Ikatan Pelajar Al Washliyah, mencerminkan gagasan tentang organisasi yang tidak hanya eksis, tetapi juga mampu beradaptasi dengan tantangan zaman, memiliki struktur kuat, serta menjadi wadah kaderisasi pelajar yang bermutu.
Muktamar XIV ini akan menentukan siapa sosok yang dipercaya membawa arah baru bagi IPA. Namun, perjalanan panjang Amril dari seorang pelajar di Kisaran hingga kini menjadi kandidat kuat Ketua Umum PP IPA menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati lahir dari proses, konsistensi, dan pengabdian tanpa henti. (Sazali)







