PW HIMMAH DKI Apresiasi Kapolda Metro Jaya Musnahkan Narkoba 1,14 Ton

IMG 20251001 WA0337 scaled

FORUM JAKARTA | Asap putih membubung tinggi dari halaman Markas Polda Metro Jaya, Rabu (1/10/2025). Bau menyengat menusuk hidung, namun di balik itu tersimpan rasa lega: 1,14 ton narkoba bernilai Rp 1,13 triliun kini tinggal abu.

Barang haram itu, jika sempat beredar di jalanan, bisa merenggut masa depan 4,5 juta jiwa. “Inilah keberanian Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri. Beliau tidak hanya memusnahkan narkoba, tetapi juga menyelamatkan generasi muda,” tutur Sahala Pohan, Ketua PW HIMMAH DKI Jakarta, di Mapolda Metro Jaya.

Sejak Juli hingga September 2025, polisi mengungkap 1.719 kasus dengan 2.318 tersangka. Dari jumlah itu, enam adalah produsen, satu bandar, ratusan pengedar, dan lebih dari seribu pecandu.

Di antara mereka, banyak yang masih muda. Ada mahasiswa yang terjerat sebagai pengedar kecil, ada buruh harian yang kecanduan, bahkan ada anak belia yang baru belajar mencoba. “Narkoba ini merampas masa depan anak-anak kita,” kata Sahala lirih.

Barang bukti yang dimusnahkan pun mencengangkan: 604 kg sabu, 221 kg ganja, puluhan ribu pil ekstasi, hingga obat keras dalam jumlah ratusan ribu butir. Angka-angka yang terdengar kering itu, sejatinya adalah wajah ancaman yang bisa menyusup ke sekolah, kampus, atau rumah-rumah di Jakarta.

“HIMMAH DKI sangat mengapresiasi Kapolda Metro Jaya dan jajarannya,” tegas Sahala Pohan.

Sementara, Kapolda Metro Jaya Irjen Asep menegaskan bahwa pemusnahan narkoba ini adalah bagian dari implementasi Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, khususnya dalam membangun sumber daya manusia yang sehat dan unggul.

“Yang kami lakukan adalah wujud komitmen agar bangsa ini bebas dari narkoba. Ini bukan sekadar penegakan hukum, tetapi penyelamatan jiwa,” ujarnya.

Di balik asap dan api yang melahap narkoba itu, ada harapan yang hidup. Harapan agar anak-anak Jakarta bisa tumbuh dengan sehat, belajar tanpa bayang-bayang narkoba, dan bercita-cita besar.

“Kalau narkoba ini lolos ke jalanan, entah berapa banyak rumah tangga hancur, entah berapa banyak anak kehilangan masa depannya,” ucap Sahala.

Namun, perang melawan narkoba tak bisa hanya dibebankan pada aparat. Ribuan pecandu yang ditangkap hanyalah permukaan dari gunung es. Mereka butuh rehabilitasi, bukan sekadar hukuman. Masyarakat pun perlu berani menjaga lingkungan, saling mengingatkan, dan melawan godaan yang terus merongrong generasi muda.

Sementara api terus melumat sabu, ganja, dan pil ekstasi menjadi abu, satu pesan moral menggaung jelas: masa depan bangsa terlalu berharga untuk hancur oleh narkoba. (soeqri)