Ketum JMSI Ajak Pengelola Media Ikut Atasi Isu Stunting

3979304b 3098 48b1 9290 fdeb9b74d72e

FORUM JAKARTA | Organisasi perusahaan pers Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) memiliki tanggung jawab dan harus mengambil peran dalam pembangunan ekosistem kedaulatan pangan atau food sovereignty secara nasional. Peran tersebut dilakukan melalui produk pemberitaan yang mendorong produktivitas pangan, keragaman pangan dan mitigasi rawan pangan.

Hal ini disampaikan Ketua Umum JMSI Teguh Santosa usai menghadiri “Peluncuran Program-Program dengan Brand Bukapangan” yang diselenggarakan Lembaga Amil Zakat Yayasan Wakaf Djalaludin Pane (LAZ YWDP), di Bale Nusa, kawasan Pakubuwono, Jakarta Selatan, Rabu siang (25/1).

“Melalui produk pemberitaan, media siber dapat menanamkan kesadaran mengenai hal itu (kedaulatan pangan) di tengah masyarakat kita, memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk melakukan berbagai terobosan dalam hal penyediaan pangan yang berkualitas tinggi bagi masyarakat dengan harga terjangkau,” ujar Teguh Santosa.

Dalam kegiatan itu, Teguh yang juga merupakan pendiri majalah dan portal berita Farah.id menandatangani Nota Kesepahaman atau MoU dengan pihak LAZ YWDP yang diwakili Presiden Direktur LAZ YWDP Mirah Hartika.

Penandatanganan MoU disaksikan Ketua Dewan Pembina LAZ YWDP Bukapangan, Debby FL Pane, dan Pembina LAZ YWDP Herludiansyah Pane, perwakilan Kementerian Agama RI, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI, Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta sejumlah mitra kolaborator LAZ YWDP Bukapangan.

“Literasi kedaulatan pangan di tengah masyarakat juga dibutuhkan dalam rangka membangun generasi penerus bangsa yang sehat dan memiliki kecerdasan. Karena arti penting itulah, Farah.id mendukung program Bukapangan ini,” kata Teguh Santosa lagi.

Dia secara khusus menggarisbawahi satu persoalan yang saat ini tengah dihadapi Indonesia, yakni stunting, yang terkait erat dengan isu ketahanan dan kedaulatan pangan. Stunting secara awam dimaknai sebagai kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi di masa-masa awal pertumbuhan.

“Petaka stunting ini harus kita hadapi bersama dari hulu ke hilir. Media massa mengambil peran dalam menyebarkan literasi arti penting ekosistem kedaulatan pangan, agar menjadi pemahaman semua stake holders bangsa,” demikian Teguh Santosa.