FORUM AMERIKA | Militer Amerika Serikat (AS) menyadari Presiden terpilih Donald Trump merupakan sosok nyeleneh. Mereka pun bersiap jika Trump memberikan perintah kontroversial.
Menurut para pejabat pertahanan AS, jajaran Pentagon dikabarkan tengah melakukan pembicaraan informal mengenai bagaimana Departemen Pertahanan akan merespons jika Trump memberikan perintah kontroversial.
Itu termasuk jika ia memerintahkan pengerahan tentara aktif secara domestik, dan memecat sejumlah besar staf yang apolitis.
Dilansir CNN, Jumat (8/11/2024), Trump menyatakan akan terbuka untuk menggunakan pasukan aktif dalam menegakkan hukum di dalam negeri dan melakukan deportasi massal.
Ia juga telah mengindikasikan ingin melengkapi pemerintah federal dengan para loyalisnya, dan membersihkan “aktor-aktor korup” di lembaga keamanan nasional AS.
Trump di akhir masa periode pertamanya sebagai Presiden AS, memiliki hubungan buruk dengan sejumlah pemimpin militer seniornya.
Hubungan buruk itu termasuk dengan Jenderal Purnawirawan Mark Milley, yang saat menjabat sebagai Kepala Staf Gabungan, mengambil langkah untuk membatasi kemampuan Trump menggunakan senjata nuklir.
Sedangkan Trump menyebut Milley sebagai orang yang lemah, dan pemimpin yang tak efektif.
Pejabat militer AS kini memikirkan berbagai skenario saat mereka mempersiapkan perombakan Pentagon.
“Kita semua bersiap dan merencanakan skenario terburuk, namun kenyataannya kita belum tahu bagaimana hal ini akan terjadi,” ujar seorang pejabat pertahanan.
Terpilihnya Trump juga menimbulkan banyak pertanyaan di dalam Pentagon mengenai apa yang terjadi jika Presiden AS mengeluarkan perintah yang melanggar hukum.
Terutama jika pejabat politik yang ditunjuknya di departemen tersebut tak melakukan perlawanan.
“Pasukan dipaksa hukum untuk tak mematuhi perintah yang melanggar hukum, tetapi pertanyaannya adalah apa yang terjadi kemudian,” kata pejabat pertahanan lainnya.
“Apakah kita melihat para pemimpin senior militer mengundurkan diri? Atau apakah mereka akan menganggap hal itu sebagai pengabaian terhadap rakyatnya?” sambungnya.
Saat ini masih belum jelas siapa yang akan dipilih Trump untuk memimpin Pentagon.
Meski begitu, para pejabat yakin Trump dan timnya akan berusaha menghindari hubungan permusuhan dengan militer, seperti pada pemerintahannya terdahulu. (int)