PSI Sumut Giat Lakukan Sosialisasi Cabor Squash Kesekolah-sekolah Untuk Regenerasi Atlet

986cbcfb 38a7 43d8 921f d41507d82e3c

FORUM MEDAN | Berakhirnya pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut XXI 2024 September kemarin, ternyata tak membuat Pengurus Olahraga Provinsi Persatuan Squash Seluruh Indonesia (Pengprov PSI) Sumut langsung berdiam diri. Sebab, pembinaan regenerasi atlet harus terus dijalankan.

Demikian dikatakan Ketua Umum Pengprov PSI Sumut, Jimmy Sembiring didampingi Sekum yang juga Kepala Pelatih Squash Sumut, Amansyah saat ditemui di Gedung Squash Arena, Sabtu (2/6/2024) sore kemarin.

Dikatakan, pada tahun 2025 mendatang kalau tak salah Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) akan digelar di Sumut. Menurutnya, kesempatan emas sekali bagi atlet cabor squash daerah ini bisa tampil diajang tersebut.

“Apalagi Ketua Pengurus Besar (PB PSI) Pusat sudah mengadakan pertemuan dengan Menpora guna membicarakan keikut sertaan atlet pelajar kita diajang tersebut,” katanya serius.

Untuk itulah, Pengprov PSI Sumut kian gencar melakukan sosialisasi kesekolah-sekolah yang ada di kota Medan mau di kabupaten Deliserdang guna mencari siswa-siswa yang tertarik dengan olahraga squash untuk dibina secara serius nantinya.

“Sebab percuma saja ada pembahasan dengan Menpora soal Popnas, namun atletnya tak ada. Jadi sosialisasi yang kita lakukan, selain memperkenalkan apa itu olahraga squash, juga mencari regenerasi atlet masa depan,” ucap Jimmy Sembiring mengakhiri.

Menurutnya, saat ini sudah ada muncul atlet squash masa depan Sumut. Apalagi dia masih pelajar. Namun tak cukup satu orang saja, melainkan butuh beberapa atlet putra-putri handal yang dapat diterjunkan pada event baik regional maupun nasional.

Sementara Sekum Pengprov PSI Sumut yang juga Kepala Pelatih, Amansyah SPd mengatakan, pihaknya untuk saat ini sudah dua kali melakukan sosialisasi ke sekolah dimana yang pertama pada 24 Oktober 2024 di SMK Neg 1 Percut. Sei. Tuan dan yang kedua tanggal 31 Oktober 2024 di SMA Dharmawangsa Medan.

“Dalam sosialisasi itu, atlet dan pelatih cabor squash menerangkan dan memperagakan bagaimans memegang raket, memukul dan bermain serta penghitungan point,” kata Amansyah.

Lalu disebutkan juga soal lapangan squash tunggal, dimana panjang keseluruhan mencapai 32′ (9,75 m) dan lebar 21′ (6,4 m) untuk total luas 672 ft² (62,4 m²).

Begitu juga dengan dinding depan lapangan squash tunggal, harus memenuhi tinggi bersih minimal 18,5′ (5,64 m) dengan dinding garis depan pada 15′ (4,57 m), garis servis pada 5,84′ (1,78 m), dan garis timah pada 19” (48 cm).

Dan garis dinding belakang, harus memiliki tinggi 7 (213,4 cm). Dan permukaan lapangan squash tunggal ditandai dengan garis pendek 17,85′ (5,44 m) dari dinding depan dan kotak servis pada 63” x 63” (160 x 160 cm).

Disinggung aoal Seleksi Nasional (Seleknas) untuk menghadapi Sea Games 2025 Thailand, Amansyah mengatakan, pihaknya telah menyiapkan atlet putra-putri walau PB PSI Pusat belum ada melayangkan surat surat ke 34 provinsi dipanggil guns mengikuti Seleknas tersebut.

“Walau belum ada pemanggilan, kita sudah menyiapkannya. Sebab diprediksi yang dipanggil dilihat dari rangking yaitu, rangking 10 besar. Dan Sumut masuk didalamnya atas nama Erik Setiawan (putra) dan Aulia Fadila Putri (putri). Dan kalau dipanggil, kita kirimkan yang putri. Sebab di Sea Games, dibutuhkan hanya dua putra dan dua putri. Sedangkan nomor laga, mereka yang menentukan,” katanya lagi.

Amansyah menambahkan, mengapa siap menurunkan Aulia Fadila Putri, karena saat di PON XXI 2024 kemarin, ia bermain cukup bagus. Dan diajang tersebut, Pengprov PSI Sumut meraih dua medali emas dan satu perunggu dari nomor ganda campuran dan beregu campuran.

“Artinya ini diluar prediksi yang mana sebelum PON, kita hanya menargetkan dua emas, namun menjadi dua emas satu perunggu,” kata Amansyah lagi.

Untuk itulah, PSI Sumut mengharapkan bonus bagi peraih medali segera dikucurkan walau terdengar kabar akan disalurkan pada Januari 2025 mendatang.

“Ya kita tidak bisa menanyakan mengapa, mungkin saja dana yang cukup besar itu baru ada ditahun 2025. Sedangkan nilai jumlah untuk peraih emas, lumayan sebesar Rp 350 juta. Sementara peraih perak-perunggu mungkin nilainya tak jauh kali dari emas. Begitu juga dengan pelatih, maunya juga tak jauh dari peraih medali emas biar lebih semangat,” tutup Amansyah sambil tertawa. (kesuma)