DPC HNSI Kota Medan dan PWRI: Ekonomi Kreatif Tolak Ukur Perubahan Pendapatan Nelayan

Atan

FORUM MEDAN | Ekonomi Kreatif dapat menjadi tolak ukur perubahan pendapatan para nelayan tradisional di Kota Medan. Ketergantungan pada hasil laut bakal dikesampingkan.

“Penghasilan nelayan tradisional sangat menurun. Penyebabnya, nelayan terus bertambah, persaingan alat tangkap ikan modern, kondisi laut frontal yang terakhir rumah-rumah ikan semakin sedikit dan hilang,” jelas Ketua DPC HNSI Kota Medan Abdur Rahman saat bincang-bincang dengan Ketua Persatuan Wartawan Republik Indonesia) Kota Medan Bustami Manurung, Senin (24/1/2022).

Menyikapi hal tersebut, pria yang akrab dipanggil Atan tersebut, perlu ada langkah yang proaktif dari para pemerhati nelayan tradisional. Sehingga program Ekonomi Kreatif menjadi unggulan dan dapat terus berjalan semestinya buat hidup nelayan tradisional.

“Perlu ada langkah yang terus mendukung dan mendampingi nelayan tradisional dalam berbagai hal misalnya saja usaha yang berkaitan dengan semua hasil laut,” beber Atan lagi.

Lebih lanjut, Ketua Atan berharap agar semua elemen komitmen untuk memajukan program Ekonomi Kreatif yang terpadu dan berkesinambungan buat nelayan tradisional.

Bustami Manurung yang juga Sekretaris Wilayah Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama Sumut ini sangat mendukung gagasan Abdur Rahman untuk menggerakkan Ekonomi Kreatif yang berkesinambungan bagi nelayan tradisional.

Dan yang harus diutamakan adalah menciptakan Ekonomi Kreatif bagi Bunda Nelayan serta life skiil (ketrampilan) bagi anak-anak nelayan.

Bahkan menurut Bang Atan dan Bustami, perlu dilakukan kerjasama berbagai pihak, seperti pemerhati nelayan, Media, BUMN, Perguruan Tinggi dan elemen lainnya.

Antara Ketua HNSI dan Ketua PWRI akan melakukan komunikasi intensif untuk mewujudkan niat luar biasa, sehingga tidak menutup kemungkinan melakukan Nota Kesepahaman (MoU) kerjasama program dalam hal peningkatan Ekonomi Kreatif bagi nelayan tradisional.

Menurut mereka berdua sudah saatnya turun langsung untuk menggerakkan pendampingan nelayan tradisional dari asfek Ekonomi Kreatif tanpa menapikan advokasi para nelayan itu sendiri.

Mereka berkomitmen akan melakukan langkah-langkah terukur kedepan untuk melakukan program nyata untuk meningkatkan ekonomi nelayan tradisional dengan membina bunda-bunda nelayan.

Diakhir perbincangan Bang Atan dan Bang Bustami, mereka yakin kedepannya rencana buat nelayan tradisional itu dapat terwujud asal dengan program dan manajemen yang baik.(man)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *