FORUM MEDAN | Angin ekonomi terasa kian berat berhembus di Sumatera Utara. Harga kebutuhan pokok melonjak pelan namun pasti, membuat napas sebagian besar masyarakat semakin sesak. Di warung kopi, di pasar tradisional, bahkan di jalanan, keluh kesah soal harga beras, minyak, dan tarif listrik menjadi obrolan sehari-hari.
Inflasi yang menekan daya beli masyarakat itu bukan sekadar angka statistik. Ia menjelma menjadi cerita getir di rumah tangga kecil, pedagang kaki lima, dan buruh harian yang gajinya tak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Namun di tengah situasi ini, publik menilai kepemimpinan Bobby Nasution, Gubernur Sumatera Utara, masih tampak gamang. Pemerintah provinsi disebut belum menemukan langkah konkret untuk menahan laju inflasi yang kian menggerus kesejahteraan rakyat.
“Koordinasi dengan pemerintah pusat memang penting, tapi tidak cukup. Kita butuh langkah nyata di daerah,” ujar A.T. Siahaan, pengamat sosial ekonomi dan Ketua ISARAH Sumut, dengan nada prihatin.
Menurutnya, Sumatera Utara memiliki banyak pakar ekonomi dan praktisi lokal yang mampu memberi masukan strategis. “Kita punya banyak ahli ekonomi mikro dan makro yang mumpuni. Mestinya mereka dirangkul, bukan diabaikan,” tambahnya.
Kritik juga diarahkan pada kebijakan pemerintah provinsi yang menggelar pasar murah di sejumlah kantor pemerintahan. Menurut Siahaan, langkah itu bersifat seremonial dan tidak menyentuh akar persoalan.
“Pasar murah bagus, tapi tidak cukup. Dampaknya hanya dirasakan segelintir orang. Sementara beban ekonomi masyarakat tetap menumpuk. Kalau tidak hati-hati, justru bisa menimbulkan masalah hukum baru di kemudian hari,” ucapnya.
Ia menilai, solusi jangka panjang seharusnya berfokus pada pengurangan beban pajak dan peningkatan daya beli masyarakat. Dengan demikian, harga barang bisa stabil dan perekonomian rakyat lebih hidup.
Sementara itu, di lapangan, masyarakat terus berjuang bertahan. Para ibu rumah tangga mulai menakar ulang belanja harian, pedagang kecil menunda stok, dan buruh menunggu harapan baru di tengah ketidakpastian.
Dalam suasana penuh kegelisahan ini, rakyat Sumut menanti langkah tegas dari pemimpinnya. Sebab, di balik grafik dan data inflasi, ada wajah-wajah manusia yang sedang berjuang agar dapur mereka tetap mengepul. (re)







