Ephorus HKBP Tegaskan Tak Akan Tarik Pernyataan “Tutup TPL”

IMG 20251030 WA0119

FORUM TAPUT | Pucuk pimpinan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Pdt. Dr. Victor Tinambunan, MST, menegaskan tidak akan menarik pernyataannya terkait tuntutan agar PT Toba Pulp Lestari (TPL) ditutup. Penegasan itu disampaikan menyusul aksi massa pendukung TPL yang berunjuk rasa di depan kantor DPRD Tapanuli Utara, Rabu (28/10/2025).

Aksi tersebut berlangsung bersamaan dengan Rapat Pendeta HKBP di Auditorium Seminarium Sipoholon yang dihadiri sekitar 2.500 pendeta dari berbagai wilayah, termasuk luar negeri. Massa aksi yang datang dari Kabupaten Toba, Humbang Hasundutan, Samosir, dan Simalungun itu menuntut Ephorus HKBP untuk menarik pernyataannya tentang TPL yang dinilai merusak lingkungan.

Untuk menghindari bentrokan, aparat gabungan Polres Tapanuli Utara dan TNI melakukan pengamanan ketat di sekitar lokasi. Massa diarahkan menjauh dari area rapat menuju halaman kantor DPRD Tapanuli Utara melalui terminal Madya Tarutung.

“Tujuan massa sebenarnya ingin bertemu langsung dengan Ephorus HKBP. Namun demi keamanan, kami tidak memberikan izin masuk ke area rapat karena berpotensi menimbulkan kontak fisik,” ujar Kapolres Tapanuli Utara, AKBP Ernis Sitinjak, saat dikonfirmasi.

Sementara itu, Bupati Tapanuli Utara bersama pihak kepolisian dan TNI melakukan koordinasi dengan panitia rapat pendeta HKBP. Dari hasil koordinasi, beberapa perwakilan massa akhirnya diterima di ruang DPRD untuk menyampaikan aspirasi mereka secara tertib.

Ephorus: “Pernyataan Saya Atas Nama Gereja, Bukan Pribadi”

Saat ditemui di lokasi rapat, Ephorus HKBP Pdt. Dr. Victor Tinambunan menegaskan bahwa pernyataan mengenai penutupan TPL bukan pendapat pribadi, melainkan sikap resmi lembaga gereja berdasarkan kajian dan penelitian HKBP terkait dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan perusahaan tersebut.

“Pernyataan itu bukan opini pribadi, tetapi hasil kajian dan keputusan lembaga gereja HKBP yang melihat dampak kerusakan lingkungan dan sosial masyarakat Batak selama puluhan tahun,” ujar Victor Tinambunan dengan tegas.

Ia juga menolak tudingan sejumlah pihak yang menyebut dirinya otoriter. “Banyak yang menghujat saya, tetapi saya mengampuni mereka. Saya tetap mengasihi dan peduli terhadap mereka,” katanya.

Victor menegaskan, jabatan Ephorus hanya bisa dicopot melalui mekanisme Sinode Godang, bukan karena tekanan pihak luar. Ia juga menyesalkan sikap massa yang menuntut klarifikasi kepadanya, sebab pernyataan “Tutup TPL” merupakan seruan moral kepada pemerintah.

“Seharusnya mereka menyampaikan aspirasi itu ke pemerintah, karena saya pun menyerukan penutupan TPL kepada pemerintah. Lahan konsesi TPL yang tumpang tindih dengan tanah ulayat mencapai 33 ribu hektare, dan itu menjadi persoalan serius bagi masyarakat adat,” ujarnya.

Situasi di lokasi aksi akhirnya dapat dikendalikan setelah adanya mediasi antara perwakilan massa dan pihak HKBP yang difasilitasi langsung oleh Bupati Taput JTP Hutabarat, Kapolres Taput AKBP Ernis Sitinjak, dan Dandim 0210/TU Letkol Ronald Tampubolon. Usai mediasi, massa membubarkan diri secara tertib. (harapansagala)