FORUM TAPUT | Rapat Pendeta Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang digelar di Seminarium Sipoholon, Tapanuli Utara, sejak 27 hingga 30 Oktober 2025, menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap kondisi sosial, kemanusiaan, dan lingkungan hidup di Indonesia, khususnya di wilayah Tano Batak dan kawasan Danau Toba.
Rapat Pendeta yang dihadiri lebih dari 2.000 pendeta HKBP dari seluruh Indonesia dan luar negeri tersebut, menghasilkan tiga pernyataan sikap resmi HKBP yang ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Pimpinan tertinggi HKBP dan seluruh pendeta yang mewakili lebih dari 5 juta jemaat HKBP menegaskan bahwa gereja terpanggil untuk menyuarakan kebenaran, menegakkan keadilan, dan membela kehidupan di tengah ancaman ketidakadilan sosial dan kerusakan lingkungan.
Tiga Pernyataan Sikap HKBP:
1. Menolak Penyalahgunaan Kekuasaan dan Ketidakadilan Sosial
HKBP menegaskan komitmen iman berdasarkan 2 Korintus 5:17 untuk menolak segala bentuk penyalahgunaan kekuasaan, ketidakadilan sosial, dan praktik yang merusak harkat kehidupan manusia serta alam ciptaan Tuhan.
2. Seruan Pemberantasan Korupsi dan Kejahatan Sosial
Gereja mengajak seluruh pelayan, majelis, warga jemaat, masyarakat, dan pemerintah untuk bersama-sama memberantas praktik korupsi, perjudian, penyalahgunaan narkoba, perdagangan manusia, dan bentuk kejahatan lain yang merusak moral bangsa serta kesejahteraan sosial.
3. Penolakan Eksploitasi dan Perusakan Alam
Dalam pernyataannya, HKBP secara tegas menolak segala bentuk eksploitasi sumber daya alam dan menuntut pemerintah untuk mencabut izin operasional PT Toba Pulp Lestari (TPL), yang dinilai telah menimbulkan penderitaan masyarakat dan kerusakan lingkungan di kawasan Danau Toba.
âSebagai pelayan Kristus, kami menegaskan bahwa panggilan gereja bukan hanya memberitakan Injil dengan kata-kata, tetapi juga menghadirkannya dalam tindakan nyata â memelihara kehidupan, menegakkan keadilan, dan merawat ciptaan Allah,â ujar Preses HKBP Distrik V Sumatera Timur, Pdt. Amir Amin Zaitun Sihite, di sela kegiatan rapat pendeta.
Ia menambahkan, Gereja percaya bahwa kasih, keadilan, dan damai sejahtera Kristus akan terus memimpin perjalanan HKBP untuk menjadi terang dan garam bagi dunia.
Pernyataan ini menjadi penegasan sikap moral Gereja HKBP dalam mengawal isu lingkungan hidup dan kemanusiaan, sekaligus menyerukan kepada pemerintah agar mengambil langkah konkret terhadap berbagai pelanggaran yang mencederai nilai keadilan dan kelestarian ciptaan Tuhan.
(Harapan Sagala)







