FORUM ACEH UTARA | Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPM-PPKB) Kabupaten Aceh Utara, Fuad Mukhtar, S.Sos., M.S.M, yang juga Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Aceh Utara, mengatakan bahwa prevalensi stunting masih tinggi di Aceh Utara. Oleh karena itu, ia mengajak para ibu untuk membiasakan memberi ASI pada bayi mereka.
Stunting, yang merupakan hasil dari kekurangan gizi kronis atau berulang, baik saat dalam kandungan maupun pada usia dini, memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan fisik, motorik, dan kognitif anak. Hal ini dapat berujung pada masalah kesehatan yang berkelanjutan seperti penyakit degeneratif di kemudian hari.
Anak-anak yang menderita stunting memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk tidak mencapai tinggi badan atau potensi kognitif yang optimal. Bahkan ketika dewasa, masalah seperti penghasilan rendah karena kurangnya akses pendidikan dan kesulitan dalam pembelajaran dapat dialami, dan ini menjadi tantangan besar di masa yang akan datang.
Menurut Fuad, salah satu faktor yang berkontribusi pada stunting adalah kekurangan ASI. Anak-anak yang tidak mendapatkan ASI memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami stunting dibandingkan dengan yang mendapatkannya. Penelitian menunjukkan bahwa inisiasi menyusui dini sangat penting, karena balita yang tidak mengalami inisiasi menyusui dini memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami stunting.
“ASI eksklusif memainkan peran penting dalam mengurangi risiko stunting. Balita yang menerima ASI eksklusif memiliki risiko jauh lebih rendah untuk mengalami stunting,” ujarnya.







