OPINI  

Komunitas Seabolga: Tingkatkan Kesadaran Masyarakat Pentingnya Mengolah Sampah Pesisir

IMG 20241214 WA0233 scaled
Berdiskusi bersama para aktivis dan mahasiswa pecinta lingkungan hidup

Oleh: Muhammad Fikri Haikal Saragih

Seabolga merupakan sebuah komunitas anak muda yang berbasis di Kota Sibolga. Komunitas ini didirikan pada tahun 2019 dengan tujuan untuk mengurangi timbulan sampah, khususnya sampah pesisir. Seabolga muncul dari rasa keprihatinan Yuli Efriani terhadap banyaknya sampah di pesisir tempat tinggalnya. Yuli, alumni dari Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU) yang merupakan aktivis lingkungan dan aktif dalam pelestarian lingkungan.

Seabolga dibentuk  dengan tujuan untuk menumbuhkan serta meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih aktif dalam pengelolaan sampah dengan baik dan benar. Program yang dilaksanakan juga dilakukan secara berkala di tiap bulannya guna dapat menumbuhkan kebiasaan kecil di lingkungan masyarakat. 

“Program yang dijalankan merupakan program tetap yang memang tiap bulan dilaksanakan, karena Seabolga sendiri ada beberapa jenis program,” ungkap Yuli.

IMG 20241214 WA0234 1

Program-program yang dijalankan seperti, Ocean Free Plastic untuk meningkatkan kesadaran pengguna media sosial terhadap dampak plastik sekali pakai di lautan, Butterfly Project Online Challenge untuk menumbuhkan kepedulian lewat kebiasaan menghabiskan makanan setiap kali makan, Seabolga Empowering Coastal untuk mendampingi program pemberdayaan masyarakat di Kota Sibolga dan Medan, Marine Debris Data untuk mengumpulkan data sampah pesisir yang digunakan sebagai advokasi ke pemerintah, Seabolga Goes to School untuk bekerja sama dengan sekolah guna membentuk program ekstrakurikuler dan kegiatan lingkungan di sekolah, dan Marine Youth Center untuk mengajak komunitas anak muda di Sumatera Utara mulai mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai dan memilah sampah.

Pada kegiatan pemilahan sampah, Seabolga turun langsung ke desa atau kelurahan dengan memegang 20 rumah tangga sebagai sampel untuk dilakukannya pencapptatan timbulan sampah mereka beserta jenis-jenis sampahnya. Selama proses kegiatan, 20 rumah tangga diberikan 3 kantong sampah (organik, anorganik, dan B3) untuk diberikan tantangan memilah sampah dari rumah.

Kegiatan ini tetap dipantau secara berkala oleh tim Seabolga untuk melihat perkembangan yang terjadi selama program berlangsung secara berkelanjutan. 

“Kita datang ke mereka selama 12 hari berturut-turut sebagai pengenalan awal cara memilah sampah, baru setelahnya diadakan workshop dan pendampingan secara terus-menerus sampai 20 rumah tangga ini mampu secara mandiri memilah sampah di rumah” ucap Yuli. 

Sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan, diharapkan Seabolga dapat semakin berkembang, dikenal dan diakui secara luas oleh berbagai kalangan, didukung oleh pemerintah dan masyarakat, serta mampu menghasilkan anak muda yang cinta dan aktif terhadap kepedulian lingkungan. Dengan begitu, Seabolga dapat terus memberikan edukasi pengelolaan sampah ke masyarakat, khususnya sampah pesisir.

Penulis adalah Muhammad Fikri Haikal Saragih