OPINI  

Kemuliaan Umat Hanya Terwujud dengan Tegaknya Khilafah

Khilafah 1

Oleh: Irayani (Aktivis Muslimah)

Sejak badai Al Aqsa 7 Oktober 2023 kondisi Gaza terus mencekam. Penyerangan terhadap jalur Gaza hingga kini masih berlanjut, menghancurkan pemukiman warga dan fasilitas umum yang menunjang kehidupan warga Gaza. Bahkan kini hampir seluruh wilayah Gaza menjadi daerah yang tidak layak untuk ditinggali. Di samping itu, sejak diberlakukannya blokade total oleh Israel, penduduk Gaza terancam krisis pangan dan bencana kemanusiaan.

Ancaman Israel tak hanya dilakukan dengan serangan udara dan darat saja, beberapa waktu lalu ada wacana dari para pejabat Israel dan Amerika serikat untuk menghancurkan Gaza dengan nenggunakan senjata nuklir.

Ungkapan senada datang dari politikus Amerika Serikat dari partai Republik yang berasal dari Florida, Rendy Fine dalam wawancara dengan Fox News baru-baru ini dia mengatakan, “Untuk mengakhiri konflik yang terjadi di Gaza, satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah membuat mereka menyerah tanpa syarat dengan cara yang sama ketika mereka membuat Jepang menyerah pada Perang Dunia II dengan meledakkan bom atom di Kota Nagasaki dan Hiroshima.” (Tempo.co, 24/05/2025).

Pernyataan mengerikan dari Randy Fine tersebut mendapat kecaman keras dari pihak Hamas selaku pimpinan perlawanan Palestina di jalur Gaza. Mereka menyebutkan bahwa seruan tersebut tak lebih dari provokasi untuk mekakukan pembunuhan massal terhadap rakyat Palestina. Hamas menilai bahwa ujaran yang dilontarkan oleh Randy Fine tersebut melanggar hukum humaniter internasional dan konvensi Jenewa. Penggunaan senjata nuklir bisa menghabisi lebih dari 2 juta penduduk Gaza.(Tempo.co, 24/05/2025).

Tak hanya di Amerika Serikat, seruan Randy Fine mendapat banyak kecaman dari berbagai negara di seluruh dunia. Penggunaan senjata nuklir jelas melanggar kesepakatan internasional tentang pelarangan pengujian dan penggunaan senjata nuklir secara menyeluruh.

Namun sangat disayangkan, kondisi Gaza yang terus memburuk seolah-olah hanya menjadi tontonan drama bagi penguasa negeri muslim. Mereka seperti tak melihat penderitaan rakyat Palestina yang kian memprihatinkan. Sekat-sekat nasionalisme telah menghancurkan arti persaudaraan bagi kaum muslimin. Mereka enggan menolong yang sedang dilanda bencana perang. Mereka lebih memilih berpihak kepada sekutu Israel yaitu Amerika karena takut kehilangan kekuasaan mereka yang disokong kuat oleh negeri penjajah tersebut.

Sistem hidup kapitalis yang kini dianut oleh pengusa negeri-negeri muslim saat ini telah mematikan rasa kemanusiaan dalam jiwa mereka, kekuasaan dan harta dunia bagi mereka lebih penting daripada hilangnya ribuan nyawa saudara mereka yang dibantai zionis yahudi.

Padahal Islam sangat memuliakan jiwa manusia, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah, kecuali karena tiga hal; orang yang telah menikah berzina, jiwa dengan jiwa (qishas), dan orang yang meninggalkan agamanya, memisahkan diri dari jama’ah.” (HR Bukhori dan Muslim).

Begitu besar penjagaan Islam terhadap nyawa manusia meski dalam situasi peperangan, Islam wajib melindungi nyawa warga sipil dan juga hak -hak masyarakat umum. Sungguh tidak ada aturan yang lebih baik dari aturan Islam yang menjaga kemuliaan manusia. Dan hal ini bisa terwujud dengan tegaknya daulah khilafah Islamiyah.

Tegaknya khilafah akan mengembalikan kemuliaan dan kehormatan umat Islam. Apa yang terjadi sekarang ini menggambarkan bahwa kita hidup saat ketiadaan perisai yang menjaga agama dan melindungi umat. Karena itu pula, perlu adanya upaya mengembalikan kehidupan Islam dengan menegakkan kembali daulah khilafah Islamiyah di muka bumi ini

Wallahu a’lam bisshawab.

Penulis adalah Irayani (Aktivis Muslimah)