HUKUM  

Mewujudkan Herd Immunity Melalui Vaksinasi

Waka Polri

Rahman Dalimunthe gelisah. Wajahnya sedih, seakan menyimpan duka. Pria paruh baya ini tak menyangka bakal sulit untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 tahap pertama. Padahal, ia sudah berulang kali mendaftarkan diri melalui perangkat kelurahan. “Supaya bisa divaksin, saya tidak tahu mau daftar kemana lagi,” tuturnya.

Rahman mengaku ingin sekali divaksin. Selain baik untuk kesehatan, vaksin juga diyakini dapat menambah kekebalan tubuh. “Vaksin dapat memicu sistem imunitas tubuh. Banyak manfaat yang diperoleh dalam vaksin,” ujar warga Medan Tembung ini.

Sepekan lebih Rahman keliling mencari tempat pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Sampai akhirnya ia mendapat informasi bahwa ada Gebyar Vaksin Presisi yang digelar Polda Sumatera Utara di Gedung Olahraga Serbaguna kawasan Jalan Pancing Medan. Ia pun mendaftar, ikut sebagai peserta vaksin. “Alhamdulillah. Akhirnya saya divaksin juga,” sebutnya, Selasa 3 Agustus 2021 lalu.

Polda Sumatera Utara menggelar Gebyar Vaksin Presisi dalam rangka percepatan pemulihan kesehatan nasional. Kegiatan ini dihadiri Waka Polri Komjen Gatot Eddy Pramono, Kapoldasu Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak, Kapolrestabes Medan Kombes Riko Sunarko dan sejumlah pejabat Poldasu maupun Polrestabes Medan.

“Meskipun kita sudah capek dan sudah lelah menghadapi pandemic, sudah divaksin dua kali, dan ada yang sekali, tapi jangan euforia,” pesan Komjen Gatot Eddy Pramono saat meninjau pelaksanaan vaksinasi.

Jenderal bintang tiga itu kembali mengingatkan masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Ia minta masyarakat tetap membiasakan diri mencuci tangan pakai sabun, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas di luar ruangan. “Meski sudah divaksin, kita harus tetap mematuhi protokol kesehatan,” ujar Komjen Gatot Eddy Pramono.

Hal senada disampaikan Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak. Menurutnya, vaksinasi digelar dalam rangka percepatan membangun herd immunity. “Bagi masyarakat yang sudah diberikan vaksin, saya tegaskan agar tetap mematuhi prokes serta mencegah kegiatan kerumunan massa karena dapat menimbulkan kluster baru,” tegasnya seraya menyebut vaksinasi sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Gebyar Vaksin Presisi tersebut diikuti sekitar 4 ribu peserta dari Kota Medan dan sekitarnya. Peserta yang akan divaksin tersebut sebelumnya telah didata. “Hari ini, vaksinasi masal untuk 3.000 orang untuk vaksin pertama. Kemudian ada 1.000 orang sisa Gebyar Bhayangkara yang belum datang saat acara kemarin. Jadi totalnya hari ini ada 4000-an peserta,” ujar Kapolrestabes Medan Kombes Riko Sunarko.

Riko menyebut masyarakat sangat antusias mengikuti vaksinasi massal tersebut. Namun, petugas vaksinasi tak sebanding dengan jumlah warga yang datang dari Kota Medan hingga Deliserdang.m “Tenaga kita terbatas. Kemudian vaksinnya juga sudah disiapkan juga sesuai target 4.000 tadi,” ujarnya.

Gebyar Vaksin Presisi yang digelar Poldasu dan Polrestabes Medan itu, mendapat apresiasi dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Medan. “Kita mengapresiasi Polda Sumut dan Polrestabes menggelar vaksinasi dalam rangka upaya percepatan pemulihan kesehatan nasional,” kata Ketua IMM Kota Medan, Tengku Suhaimi Hakim.

Menurutnya, Polda Sumut dan Polrestabes Medan yang melibatkan Mahasiswa Cipayung sebagai penerima vaksin sangat membantu mahasiswa mendapatkan dosis vaksin. Namun begitu, Tengku Suhaimi mengungkapkan masih ada beberapa kekurangan pada pelaksanaan vaksinasi yang dilaksanakan penyelenggara di GOR Pancing. “Ke depannya diharapkan dapat lebih baik lagi,” harapnya.

Vaksinasi memang sedang menjadi pembicaraan hangat di masyarakat. Informasi terkait efeknya juga bersileweran. Ada info bersifat menakutkan, ada pula yang menyejukkan. “Vaksinasi terjamin. Aman dan halal,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Sumut, dr Aris Yudhariansyah, beberapa waktu lalu.

Vaksinasi disebut sebagai upaya meningkatkan herd immunity guna membantu mengatasi pandemic Covid-19. Tujuan herd immunity memang untuk mencegah manusia mengalami atau menyebarkan penyakit menular. Herd immunity atau kekebalan kelompok sebenarnya bisa terjadi ketika sebagian besar masyarakat kebal terhadap penyakit sehingga penyebaran penyakit tersebut bisa dihentikan.

Menurut data Association for Professionals in Infection Control and Epidemiology (APIC), Herd immunity bisa dicapai melalui dua cara yakni, vaksinasi dan imunitas alami.

Pertama, melalui vaksinasi. Untuk mengatasi beberapa penyakit, herd immunity bisa dicapai ketika 40 persen populasi di suatu daerah kebal terhadap penyakit. Namun dalam sebagian besar kasus, herd immunity bisa dicapai jika 80 hingga 95 persen populasi kebal terhadap penyakit untuk menghentikan penyebaranya.

Kedua, melalui kekebalan alami. Natural immunity atau kekebalan alami terjadi ketika menjadi kebal terhadap penyakit tertentu setelah tertular. Hal ini memicu sistem kekebalan tubuh untuk membuat antibodi terhadap kuman yang menyebabkan infeksi di dalam diri. Pasalnya, antibodi seperti pengawal khusus yang hanya mengenali kuman tertentu. Jika kembali terinfeksi, antibodi yang menangani kuman sebelumnya bisa menyerang penyebab infeksi tersebut sebelum menyebar dan membuat jatuh sakit.

“Vaksin berguna untuk memberikan kekebalan spesifik terhadap suatu penyakit tertentu sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut, maka tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.  Tentu, apabila seseorang tidak mendapatkan vaksinasi, maka ia tidak akan memiliki kekebalan spesifik terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi tersebut,” papar dr Aris Yudhariansyah.

Vaksinasi diyakini sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan herd immunity dalam mengatasi pandemi. Herd immunity diharapkan segera terwujud di Sumut, sebagai percepatan pemulihan kesehatan nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *