Alamnya indah. Penuh pesona. Eksotis dan sangat bernilai estetika. Suhu dua rasa di tengah tropis belantara, menambah fantastisnya air terjun dwi warna sebagai lokasi rekreasi perayaan Hari Raya Idul Fitri 1442 H.
FORUMKEADILANSUMUT.COM | Air terjun dwi warna terbilang cantik dan unik. Keunikannya acap membuat wisatawan langsung terpesona. Bagaimana tidak? Bayangkan, ada dua air terjun dengan warna yang berbeda: biru muda dan putih keabuan. Keduanya bermuara di satu lokasi. Tak hanya berbeda warna, kedua air yang jatuh bersamaan itu juga berbeda suhu. Yang putih terasa hangat, sedangkan yang biru bersuhu dingin. Keduanya dipisahkan beberapa air terjun kecil yang tak kalah indah dan sejuk.
Perbedaan warna yang memesona itu, tentu tak tanpa alasan. Ternyata, air terjun yang bersumber dari pegunungan Bukit Barisan itu dialiri belerang yang kemudian menyatu dengan resapan air hutan. Hasilnya, air berwarna biru dan bersuhu dingin. Meski tak tercium bau belerang, pengunjung tetap tak boleh meminumnya. Soalnya, air biru itu mengandung kadar fospor yang sangat tinggi. Sedangkan air yang putih sangat dominan mengandung belerang. Warga Tionghoa acap datang ke lokasi ini untuk melakukan ritual yang mereka yakini akan membawa keberuntungan.
Air terjun dwi warna berada di Desa Durin Sirugun, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Air terjun yang masih dalam area perkemahan ini persis di antara lembah kaki Gunung Sibayak dan Gunung Barus. Dari Kota Medan, jarak yang harus ditempuh menuju Sibolangit adalah sekitar 75 km. Kemudian wisatawan harus menjelajahi hutan dan menyusuri sungai-sungai kecil selama 3 jam perjalanan. Cukup lumayan untuk menguji adrenalin yang sangat menguras energi.
Air terjun dua warna ini pertama kali ditemukan para pecinta alam yang sering mengadakan kegiatan, treking, hiking dan camping. Tidak jelas kelompok mana yang memulai, tetapi kemudian sangat populer di kalangan pencinta alam. Banyak yang tertarik untuk datang berkunjung. Tak sedikit pula di antaranya yang tersesat karena tidak biasa dan tidak menggunakan jasa pemandu lokal. Soalnya, banyak simpang yang membingungkan walaupun ada tanda-tanda penunjuk jalan, stiker berwarna orange di batang-batang pohon.
Sepanjang perjalanan menuju air terjun dwi warna, wisatawan disambut dengan kicau burung, hewan liar seperti monyet, mawas, kedih, rusa, babi hutan dan lainnya. Tak jarang pula ada bunga bangkai (amor pophalus titanum) yang menebar bau menyengat. Bahkan, ada juga meranti, pandan raksasa dan langsat hutan yang buahnya menempel di batang pohon.
Usai melewati belantara yang penuh kicauan burung, wisatawan akan melihat sebuah pemandangan yang sangat luar biasa. Kubang air terjun terlihat persis lembaran permadi yang sangat menakjubkan. Para wisatawan serasa sedang berada di negeri dongeng ketika melihat hamparan karpet air berwarna biru nan indah. Di atas karpet air itu, terdapat tebing bebatuan yang ditumbuhi lumut hijau bagai sebuah lukisan.
Konon air terjun ini terjadi akibat letusan Gunung Sibayak ratusan tahun silam yang membentuk aliran sungai yang di aliri sulfur (belerang). Air belerang tersebut menyatu dengan partikel–partikel air sungai dari resapan hutan sehingga berubah warna menjadi biru. Anehnya, air terjun berwarna biru tersebut tidak mengeluarkan bau belerang, sehingga asyik untuk berenang.