Dikalangan remaja merayakan ulang tahun dengan kejutan sudah menjadi tren dan tidak jarang dilakukan hanya sekedar untuk menunjukkan eksistensi diri. Perayaan ulang tahun dengan kejutan juga seringkali memakan korban, seperti peristiwa tragis yang dialami pelajar disalahsatu sekolah di pulau Jawa yang meregang nyawa akibat aksi kejutan ulang tahun yang dilakukan secara spontanitas oleh teman-temannya. Dikutip melalui laman berita TEMPO.CO, Klaten- Nasib tragis menimpa ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Ketua OSIS berinisial FN, 18 tahun, meninggal dunia akibat tersengat listrik setelah diceburkan ke kolam di sekolah saat peryaan ulang tahunnya pada senin, 8 Juli 2024. Sungguh naas perayaan ulang tahun yang semulanya dihiasi canda dan tawa berubah menjadi sebuah tragedi yang memilukan.
Adanya tren perayaan ulang tahun dengan kejutan dikalangan remaja bahkan sampai menimbulkan korban, menunjukkan bagaimana perilaku spontanitas yang dilakukan para remaja hari ini tidak didasari oleh pemikiran yang mendalam. Jauhnya remaja hari ini dari proses berpikir yang mendalam diakibatkan karena tidak pahamnya remaja terhadap kaidah berpikir dan beramal, serta adanya pertanggungjawaban atas setiap perbuatan. Kebanyakan remaja hari ini melandaskan perbuatannya atas dasar kebahagiaan semata, tanpa berpikir bagaimana pertanggunggjawaban atas setiap aktifitas yang dilakukan kepada yang maha kuasa di akhirat kelak. Demikian pula abainya terhadap resiko yang mungkin terjadi dari tindakan yang dilakukan remaja, menjadi faktor pendukung banyaknya aktifitas remaja yang menimbulkan kerugian.
Tidak pahamnya para remaja hari ini terhadap kaidah berpikir dan beramal yang benar, bahwasannya setiap perbuatan yang dilakukan di dunia akan dinilai dan dimintai pertanggungjawabnnya oleh sang pencipta, merupakan buah dari penerapan sistem kapitalisme sekuler oleh negara salah satunya pada sektor pendidikan. Pemisahan agama dari kehidupan yang merupakan asas dari sistem kapitalisme sekuler, mendidik para remaja atau pelajar menjadi pribadi yang hanya memahami keterikatan terhadap aturan sang pencipta hanya sebatas ketika melakukan ibadah seperti shalat misalnya. Sehingga seringkali perbuatan yang dilakukan remaja hanya sekedar untuk bersenang-senang, tanpa berpikir lebih dalam atas konsekuensi perbutannya baik didunia maupun diakhirat kelak. Dengan diadopsinya sistem kapitalisme skuler oleh negara juga menjauhkan remaja dari aktifitas yang produktif, remaja hanya disibukkan oleh aktifitas duniawi yanga tujuannya hanya untuk kesenangan pribadi bahkan sampai melalaikan aturan sang ilahi.
Kondisi remaja yang memprihatinkan hari ini hanya dapat diubah dengan sistem paripurna yang berasal dari sang pencipta yakni sistem Islam. Islam memiliki sistem pendidikan yang mengajarkan kaidah berpikir benar, dengan menerapkan metode talqian fikriyan atau mentransefer fakta yang dicerap oleh alat indra kedalam otak. Metode tersebut akan mencetak para pelajar yang memiliki kaidah berpikir yang benar yakni kesadaran sebagai seorang hamba yang memiliki kewajiban untuk tunduk dan patuh kepada tuhannya. Didalam sistem Islam para pelajar juga akan dididik agar memilliki kepribadian Islam dan dipersiapkan sebagai generasi pemimpin dimasa depan, dengan penanaman akidah Islam, pemikiran-pemikiran Islam serta dengan ilmu-ilmu terapan yang mengahantarkan para pelajar menjadi ahli dibidang ilmu yang difokuskan. Dengan penerapan sistem Islam didalam kehidupan termasuk pada bidang pendidikan, akan melahirkan remaja yang mampu berpikir mendalam sebelum berbuat karena telah tertanam kesadaran sebagai hamba. Sehingga perbuatan yang dilakukan adalah aktifitas-aktifitas produktif, bukan aktifitas yang membawa dampak negatif.
Wallahu’allam bissawab….